TARAKAN – Wali Kota Tarakan, dr. Khairul meresmikan Balai Penyuluh Pertanian yang terletak di Karang Harapan, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Selasa (24/10/2023) pagi. Peresmian Balai Penyuluh Pertanian tersebut bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia yang mengangkat tema “Water is Life, Water is Food”.
Khairul mengatakan dengan luas lahan yang hanya berukuran 250 kilometer persegi, Tarakan memiliki lahan terbatas. “40 persen untuk Hutan Lindung, Hutan Kota dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Sehingga yang bisa digunakan hanya 60 persen dari luas lahan yang ada. Dikurangi lagi lahan wilayah kerja pertambangan dan wilayah pertahanan,” ucap Khairul usai kegiatan peresmian, Selasa (24/10/2023).
Luas wilayah pertanian yang minim tersebut tidak diimbangi dengan jumlah penduduk. Dimana jumlah penduduk di Tarakan setiap tahunnya terus bertambah. Hal ini terjadi karena Tarakan merupakan kota transit sehingga pertumbuhan penduduk menjadi hal yang tidak terelakkan.
Untuk itu, dia berharap petani di Tarakan dapat memanfaatkan luas lahan yang ada. Salah satunya dengan memanfaatkan Balai Penyuluh Pertanian yang baru saja diresmikan. Khairul optimis, meskipun lahan di Tarakan tidak luas, produksi pertanian dapat dimaksimalkan jika diimbangi dengan teknologi. “Lahan bisa dioptimalkan dengan berbagai teknologi yang ada sehingga intensifikasi pertanian menjadi penting dan produksi bisa berlipat,” ujarnya.
“Mudahan kita bisa swasembada di beberapa produk. Saat ini sudah swasembada cabe, sayuran, kangkung dan sawi. Semuanya tidak kita datangkan dari luar,” paparnya.
Menurutnya, potensi pertanian di Tarakan sangat memuaskan. Terbukti, dengan minimnya pemberitaan pentani gagal panen. Terlebih, di Tarakan tidak memiliki cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan kekeringan selama berbulan-bulan.
Sementara itu, Kepada Bidang Penyuluhan, Pertanian Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tarakan, Asmuni mengatakan, balai ini difungsikan sebagai tempat pelatihan para petani. “Tempat pelatihan bimbingan ke petani memberikan pengarahan dan penyuluhan kepada petani dalam hal berusaha,” ungkapnya.
Pelatihan tersebut meliputi budidaya, penelitian, bahkan peningkatan usaha bisnis untuk petani. Hasil pangan dari Balai Penyuluh Pertanian ini, kata dia, juga akan dijual secara umum kepada masyarakat. “Hasil produksi menghasilkan Pendapat Asli Daerah (PAD),”katanya.
Adapun jenis tanaman yang ditanam di Balai Penyuluh Pertanian, yakni hortikultura dan perkebunan. Tanaman perkebunan seperti sawo, rambutan, jeruk dan lain sebagainya. Sedangkan tanaman hortikultura meliputi sayuran, kangkung, dan lain sebagainya.
Dia berharap Balai Penyuluh Pertanian dapat menjadi contoh bagi masyarakat untuk mau memulai kegiatan pertanian. “Luas kebun contoh ini 500 meter persegi tidak sampai satu hektar. Namanya kebun contoh, kita berharap ini dapat jadi contoh masyarakat. Kalau pola penanaman ini bisa di bawa di rumah dengan memanfaatkan lahan lahan yang ada,” pungkasnya. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika