TARAKAN – Pimpinan Cabang Perum Bulog Tarakan, Sri Budi Prasetyo menanggapi keluhan warga yang menyebut, kalau harga sembako di Pasar Murah Kelurahan Karang Anyar Pantai beda tipis dengan yang ada di toko.
Sebelumnya, warga mengeluh terkait beras yang harganya hanya berbeda Rp 2 ribu. Selain itu, gula yang harganya jauh lebih mahal dibanding dengan yang ada di pasaran.
Dia menjelaskan, gula yang dijual di pasar murah merupakan jenis komersil yang harganya Rp 18 ribu. Kata Budi, gula yang dijual Bulog merupakan gula tebu, sehingga memiliki kualitas yang berbeda dengan yang ada di pasaran.
Menurutnya, gula yang dijual Bulog memiliki rasa yang lebih manis meskipun secara kasat mata memiliki bentuk yang sama dengan di pasaran.
“Karena kalau gula ini tidak bisa dilihat kasat mata. Tapi bisa dibandingkan gula kuning kami (Bulog), kenapa bisa lebih mahal dibandingkan gula putih pasar. Gula dilihat dari butirannya, itu yang membedakan. Kalau dilihat dari kualitasnya memang beda, meskipun dari visualnya sama-sama gula,” ucapnya saat dikonfirmasi melalui via telepon, Rabu (20/3/2024).
Diakuinya, saat ini harga gula di pasar murah sudah turun menjadi Rp 17 ribu. Harga gula sempat dijual Rp 18 ribu karena terjadi miss komunikasi.
“Kami ada miskomunikasi, awalnya memang sempat jual Rp 18 ribu. Karena memang mengikuti harga komersil yang kami jual. Jadi saya sudah survey di seluruh Kelurahan, beras tetap Rp 56 ribu, gula Rp 17 ribu dan minyak goreng Rp 16 ribu,” katanya.
Sementara itu, untuk beras, harga sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat, yakni Rp 56 ribu per lima kilogram.
Sementara untuk gula dan minyak goreng berdasarkan perhitungan dengan skema komersil.
“Tapi beras SPHK ini sudah ada ketentuannya. Kalau dari kelurahan mau membeli langsung di Gudang Bulog per kg Rp 10.250. Kenapa di masyarakat jadi sekitar Rp 11.256 per kg karena ada biaya operasional angkutan,” paparnya.
Disinggung terkait keluhan warga yang menyebut tidak adanya stok minyak goreng di pasar murah, dia mengatakan ada keterlambatan pengiriman. Namun saat ini, minyak goreng telah tersedia dan sudah dijual di seluruh pasar murah di setiap kelurahan.
“Jadi kemarin ada keterlambatan pengirimannya, tapi kami sudah datangkan dari Bulog cabang Bulungan. Kemarin Pak Pj tanya kenapa minyak belum datang dan dia langsung perintahkan harus ada stok. Maka dari itu kami datangkan langsung dari Bulog Bulungan kurang lebih 9000 liter dan sudah terdistribusi,” pungkasnya.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam