TARAKAN – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) buka suara mengenai harga beras yang terus mengalami kenaikan di Kota Tarakan. Menurut mereka, kenaikan ini terjadi disebabkan oleh fenomena El Nino.
“Akibat dari El Nino sehingga banyak petani kita yang mengalami gagal panen. Dan inipun tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga global,” ucap Pelaksana Harian (Plh) DKPP Tarakan, Husna Ersant Dirgantara kepada Mediakaltimtara.com, Selasa (3/10/2023).
Husna menyebut, banyak daerah terutama produsen beras di Indonesia mengalami dampak dari El Nino. Salah satunya Sulawesi dan Jawa. “El Nino sebabkan musim kemarau yang ekstrem sehingga banyak gagal panen. Seperti di Jawa kemarau ada yang tiga bulan gak hujan itu bisa gagalkan panen,”kata Husna.
Untuk Kota Tarakan, kebutuhan beras masih sangat bergantung pada Sulawesi dan Jawa. Dia mengungkapkan 99 persen kebutuhan beras masyarakat Kota Tarakan ditopang oleh dua daerah tersebut. Hal itu terjadi karena Tarakan merupakan wilayah kepulauan sehingga luasan lahan sawah masih sangat kecil.
“Luasan lahan sawah yang sangat kecil cuman 12,4 hektar. Jadi hampir 99 persen didatangkan dari luar. Luasan lahan kita memang kecil. Untuk tanah cocok aja tapi dari segi luasan emang kecil,”lanjutnya.
Husna mengatakan, dari pantauan pihaknya harga rata-rata beras medium di Kota Tarakan Rp 16 ribu. Harga tersebut mengalami kenaikan Rp 4 ribu jika dibandingkan pada dua bulan lalu yang harganya masih Rp 12 ribu.
Saat disinggung mengenai stok beras di Kota Tarakan, dia memastikan bahwa ketersediaan stok relatif aman. Kata Husna, berdasarkan laporan neraca mingguan komoditas pangan DKPP, stok beras di Kota Tarakan sebanyak 1619,5 ton sementara kebutuhan 1215,70 ton.
“Jadi kita ada neraca pangan memantau secara berkala setiap seminggu, berapa stok dan kebutuhan kita. Ketika ada warning kita cepat-cepat datangkan dari luar,” ungkapnya.
Untuk mengendalikan harga dan memastikan ketersediaan stok beras di Kota Tarakan aman, DKPP melakukan berbagai upaya. Pertama, memantau ketersediaan stok secara berkala.
Menurutnya, hal ini penting sebab ketika ada indikasi terjadi peningkatan kebutuhan maka akan dilaporkan ke Perum Bulog agar segera mendatangkan stok beras.
Upaya selanjutnya, mengadakan pasar murah bekerjasama dengan Bulog dan Bank Indonesia. Pasar murah ini dilakukan satu bulan sekali. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika