TARAKAN – Tingkat kunjungan ke Grand Tarakan Mall (GTM) terus mengalami peningkatan signifikan. Saat ini, jumlah pengunjung bisa mencapai 2.000 orang per hari, bahkan lebih saat akhir pekan atau hari libur.
Peningkatan ini sekaligus menepis stigma negatif yang sempat viral pada 2017, ketika Tarakan Mall dijuluki salah satu mall tersepi di Indonesia.
Perwakilan Manajemen Tarakan Mall, Agus Toni, mengungkapkan bahwa sejak viral pada 2017, pihak manajemen terus melakukan pembenahan untuk mengatasi berbagai persoalan, sehingga Tarakan Mall kini kembali hidup dan ramai.
“Sejak 2019, beberapa investor nasional sudah mulai masuk ke Tarakan Mall. Namun karena pandemi Covid-19, pembukaan beberapa fasilitas harus tertunda, salah satunya studio Cinema XXI,” ujarnya, Minggu (6/7/2025).
Agus menjelaskan bahwa pandemi membawa dampak besar terhadap dunia usaha, termasuk sektor ritel dan hiburan. Banyak investor yang akhirnya menunda rencana ekspansi. Namun, setelah pandemi mereda, manajemen kembali melobi berbagai investor agar kembali bergabung.
“Waktu Covid-19, situasi usaha terdampak luar biasa. Perekonomian kita terkena pukulannya sehingga banyak yang mundur. Setelah pandemi selesai, kita coba kembali melakukan lobi-lobi agar semua investor masuk ke Tarakan Mall,” jelasnya.
Masuknya Cinema XXI menjadi titik balik kebangkitan Tarakan Mall. Lonjakan pengunjung pun terus terjadi setelah kehadiran brand-brand besar seperti Jaco dan Mako.
Kini, Tarakan Mall kembali dipadati pengunjung dengan dibukanya wahana Fun World seluas 1.500 meter persegi. Fasilitas seperti fun walk hingga permainan bowling yang pertama kali hadir di Tarakan sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi keluarga.
“Menyusul Marugame Udon, Guardian, dan beberapa brand lain yang sudah MoU. Beberapa masih dalam proses pembicaraan. Saya minta, mohon doa pada seluruh masyarakat Tarakan. Insya Allah, kami dari manajemen Tarakan Mall beserta tim marketing akan berjuang semaksimal mungkin menjadikan mall ini ramai lagi,” tegasnya.
Saat ini, gedung Grand Tarakan Mall yang terdiri dari empat lantai belum termasuk bangunan hotel dan baru terisi sekitar 30 persen. Manajemen menargetkan tingkat hunian meningkat menjadi 40 persen pada September 2025.
“Pengunjung waktu Cinema XXI baru buka itu sekitar 800–1.100 orang. Saat ini rata-rata mencapai 2.000 pengunjung per hari, bahkan bisa lebih karena Fun Walk baru sebulan buka, jadi belum bisa kami prediksi sepenuhnya,” beber Agus.
Selain meningkatkan jumlah pengunjung, hadirnya berbagai investor turut membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Tercatat sekitar 300 tenaga kerja lokal telah terserap di berbagai tenant yang ada di mall.
Manajemen juga terus melakukan perbaikan sarana dan prasarana gedung, mulai dari pemasangan keramik lantai, perbaikan fasilitas AC dan CCTV, peningkatan daya listrik, hingga perluasan area parkir, sebagai bagian dari strategi menarik lebih banyak investor. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika