spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Gencar Lakukan Pemeriksaan, Dinkes Tarakan Catat 59 Kasus HIV

TARAKAN– Dinas Kesehatan Kota Tarakan mencatat sepanjang Januari hingga September 2023, telah memeriksa 7.154 orang, 59 diantaranya dinyatakan positif HIV. Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tarakan, Irwan Yuwanda kepada Kaltimtara, Senin (18/9/2023).

Dia mengatakan, Dinkes Kota Tarakan rutin melakukan pemeriksaan kasus HIV sebagai langkah untuk memutus mata rantai penyebarannya. “Ketika seseorang sudah diperiksa dan hasilnya positif, Dinkes dapat bertindak cepat dan memberi obat yang sesuai. Sehingga penderita dapat hidup dengan layak meskipun telah dinyatakan positif HIV,” ucapnya.

Untuk pemeriksaan ini, kata Irwan, dilakukan pada kelompok resiko. Adapun kelompok  tersebut seperti wanita pekerja seks (WPS), waria, Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), warga binaan permasyarakatan, pengguna napza suntik, ibu hamil, pasien Tuberkulosis (TBC) dan Infeksi Menular Seksual (IMS).

Selain pemeriksaan pada kelompok resiko dan khusus, pemeriksaan juga dilakukan pada seluruh masyarakat yang berisiko terinfeksi HIV. “Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat memeriksa status HIV-nya secara mandiri dengan mendatangi langsung pelayanan pemeriksaan HIV,” lanjutnya.

Menurutnya, HIV merupakan penyakit menular yang seringkali mendapat stigma negatif oleh masyarakat. Seringkali seseorang takut untuk memeriksa dan masyarakat pun takut untuk berinteraksi. Padahal, HIV menular melalui hubungan seksual, berbagi jarum suntik, produk darah dan organ tubuh, serta ibu hamil positif HIV ke bayinya.

“Jadi tidak apa apa bersentuhan tangan ataupun ngobrol,” katanya.

Dinas Kesehatan didukung oleh LSM untuk mendukung pencegahan dan pengendalian HIV yaitu Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) dan Penjangkau Lapangan (PL) yang bertugas sesuai dengan fungsi dan tugas masing2 dari LSM yang menaungi. “Kita juga punya penjangkau lapangan khusus, waria nanti ada penjangkau lapangan khusus, PSK juga ada. Merekalah nanti yang akan melakukan pendampingan dan pemeriksaan,” imbuhnya.

Dia mengungkapkan, untuk pengecekan HIV dan pengobatan diberikan secara gratis. Di Kota Tarakan, lanjut Irwan, seluruh puskemas telah menyediakan layanan pengobatan HIV. Untuk obat didatangkan langsung dari pusat melalui Kemenkes.

Kendati demikian, Irwan tak menampik menemui tantangan dalam penanganan HIV, yakni tidak semua orang mau memeriksa status HIV-nya. Bahkan, tidak semua orang mau mengikuti pengobatan HIV secara rutin. Padahal menurutnya, dengan melakukan pengecekan secara luas dapat meminimalisir penyebaran HIV.

“Selama ini banyak orang yang tidak mau cek status HIV-nya karena takut. Bahkan, ketika mengetahui statusnya positif HIV, langsung menghilang dan tidak mau melakukan pengobatan secara rutin. Untuk itu, Dinkes melalui tim KDS terus memotivasi dan memberi edukasi tentang pentingnya pengobatan HIV secara rutin. Agar dapat hidup sehat meskipun terkena HIV,” paparnya.

Selain itu, kesulitan juga dialami dalam pemantauan Wanita Penjaja Seks (WPS) yang belum pernah melakukan pemeriksaan dengan tim layanan ataupun yang bekerja melakukan transkasi melalui media sosial.“Inikan pasti ada aja di Tarakan, tapi kita gak tau posisinya dimana dan melakukan transaksi dimana.” tutupnya. (apc/and)

Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER