spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Gelontorkan Anggaran Miliaran, Perkuat Literasi dan Numerasi

TANJUNG SELOR – Kabupaten Bulungan dinobatkan menjadi salah satu lokus penelitian pelaksanaan program Inovasi, untuk anak sekolah dalam kurun waktu 2020-2023.

Hal itu disampaikan oleh Bupati Bulungan, Syarwani saat menghadiri sebagai narasumber pada peluncuran Buku Bangkit Lebih Kuat, Studi Kesenjangan Pembelajaran, beberapa waktu lalu.

Buku berisi seri laporan penelitian tentang kesenjangan pembelajaran, hasil pembelajaran siswa dalam hal kemampuan literasi dan numerasi, serta pemulihan dampak dari Covid-19.

Buku tersebut, dihasilkan dari program inovasi dari kerjasama pemerintah Australia-Indonesia serta Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek RI.

Peluncuran buku bangkit lebih kuat, disaksikan langsung oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim. Dihadiri oleh  Wakil duta besar Australia untuk Indonesia Stephen Scott.

Dalam dialog bertema Imagine Tomorrow, Pengajaran dan Pembelajaran Anak Indonesia yang Berkualitas, Mendikbudristek menegaskan, krisis pembelajaran sebenarnya sudah terjadi sebelum pandemi.

“Tingkat literasi dan numerasi anak sekolah masih di bawah minimum, akibat kurikulum yang dinilai kaku dan memuat terlalu banyak materi,” tuturnya.

Terjadinya pandemi, kemudian menjadi peluang penerapan perubahan pembelajaran, mulai dari kebijakan belajar dari rumah hingga inovasi kurikulum merdeka.

Kehadiran Kurikulum Merdeka, selain memangkas 30 sampai 40 persen materi kurikulum, juga membebaskan para guru untuk mengkreasi ulang kurikulum pembelajaran, fokus pada kemampuan masing-masing anak serta menerapkan prinsip tidak ada satu anak pun yang tertinggal pembelajaran.

Menurutnya tidak tepat kalau ada yang menyalahkan kompetensi guru. Sehingga, pendidikan terasa stagnan dan pembelajaran tersendat, melainkan sistem pendidikannya yang harus berubah dan ini sudah berlangsung puluhan tahun.

Sementara itu, Bupati Bulungan Syarwani juga sebagai narasumber menambahkan, pada 2016 kemampuan membaca ataupun literasi anak kelas IV SD di Bulungan maupun Kalimantan Utara secara umum di kisaran 60 persen.

Kondisi tersebut, menjadi tantangan karena kemampuan membaca dan menghitung dasar diharapkan sudah dikuasai anak maksimal kelas III SD.

“Kita meyakini sebagaimana perintah ayat Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, pertama yaitu bacalah, karena dengan memiliki kemampuan membaca ini akan membuka pengetahuan seluasnya kepada anak,” terang Syarwani.

Bupati menyampaikan apresiasi kepada Mendikbudristek yang telah mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar. Lewat Kurikulum ini, kemampuan literasi dan numerasi di kelas awal sekolah dasar merupakan pondasi utama bagi anak untuk melanjutkan ke tahap pendidikan selanjutnya.

“Pemda bulungan, terus membangun pondasi nomerasi dan literasi pada kelas awal di tingkat SD. Sehingga, fokus Bulungan terus memastikan bahwa semua anak pada jenjang kelas 3 SD sudah memiliki keterampilan membaca,” ujarnya.

Pondasi Literasi, numerasi sambungnya harus dilakukan secara serius. Pemda Bulungan konsen terhadap peningkatan keterampilan membaca, hingga tahun 2022 anggaran yang dialokasikan sekitar Rp 2,1 miliar melalui Bosda.

“Anggaran itu digunakan untuk pengadaan buku, bagi anak-anak di Bulungan,” katanya.

Sampai saat ini, kurang lebih 47 ribu buku bacaan yang diadakan oleh Pemda Bulungan. “Kita ingin memastikan anak anak di Bulungan memiliki basic yang kuat dalam keterampilan nomerasi dan literasinya,” tandasnya. (tin/and)

Reporter: Martinus Nampur
Editor: Andhika

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER