TARAKAN – Gedung Paviliun Rawat Inap Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT) diresmikan pada Sabtu (16/12/2023) pagi. Diketahui, pembangunan Gedung RSUK menelan anggaran sebesar Rp 17,4 miliar.
Wali Kota Tarakan, Khairul, yang ikut meresmikan Gedung Paviliun mengatakan ada sejarah panjang sebelum terbentuknya RSUKT. Salah satunya, lahan RSUKT yang merupakan hibah oleh tokoh masyarakat.
“Rumah sakit ini dibuat sederhana awalnya tanpa kelas, belajar di Australia dan Eropa, Belanda Netherlands, semua rumah sakit pemerintah karena public hospital tidak ada kelas. Dan memang kami dulu memberi masukan saat UU BPJS untum jamsos. Kenapa tidak mencontoh negara lain. Saya minta kenapa tidak dibayar negara saja, yang disisihkan dari pajak untuk jaminan. Sehingga di luar negeri dilindungi medicare. Masuk public hospital gratis,” paparnya.
Alasannya sederhana, kata Khairul, perawatan di rumah sakit membutuhkan biaya yang mahal. Jika pasien cuci darah saja, lanjut Khairul, jika tak dijamin BPJS maka paling tidak minimal dua kali seminggu melakukan cuci darah dan biayanya tidak sedikit.
“Sehingga ketika membuat Jamkesda semua penduduk dijaminkan. Negara hadir memberi jaminan, negara jamin selama ingin diatur,” terangnya.
Dikatakannya, RSUKT terdapat enam ruangan untuk ruangkelas lanjut Khairul. Ruangan kelas tidak siapkan banyak karen RSUKT dulu dibuat untuk rumah sakit sayang rakyat. Dalam perkembangannya, rumah sakit ini berkembang begitu cepat. Rumah sakit ini  dibangun 2011 dan selesai 2014
“Saya sebagai sekda saat itu, dan waktu itu bangunansudah selesai, struktur, direktur. Hanya saja masih nunggu perda retribusi. Sementara akhir jabatan 1 Maret 2014 ganti. Masuk 2015 berubah, perda jadi tidak jadi. Makanya kenapa diresmikan 11 maret 2011 saya mulai maka saya akhiri juga nanti,” ujarnya dalam sambutan.
Khairul melanjutkan, karena tidak bisa menjadi PAD, semua pengelolaan keuangan dikembalikan ke rumah sakit.
Gedung ini, lanjut Khairul, memang dirancang representatif untuk kelas 1 bahkan melebihi dari kelas satu karena kategorinya ada yang satu ruang hanya satu tempat tidur.
“Saya lihat VIP juga begitu luar biasa, luas ruangan ya, fasilitasnya luar biasa. Saya kira tinggal bagaimana memelihara dan biasanya kita bisa membangun tapi sulit memelihara. Problem kita biasanya begitu,” ungkapnya.
Dia yakin di bawah manajemen RSUKT yang saat ini diharapkan bisa dipelihara dengan baik. Gedung pavilium sendiri ada tiga kelas yakni VIV, VVIP dan kelas 1.
Sementara itu Direktur RSUKT, Joko Hariyanto menyampaikan pembangunan Pavilium menghabiskan anggaran sekitar Rp17,4 miliar dana BLUD.
“Dananya dari pendapatan rumah sakit dan dari Pemda kan tidak mengambil sehingga dikembalikan ke rumah sakit dan kita prioritaskan perbaiki termasuk menambah layanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Total ada 4 lantai dimana ada total 34 kamar artinya ada 34 tempat tidur. Lantai satu dan lantai dua dikhususkan kelas 1. “Satu kamar satu tempat tidur. Privasi terjaga. Biasa kelas 1 kan dua tempat tidur,” pungkasnya. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor:Â Andhika