TARAKAN – Sejumlah upaya dilakukan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Tarakan untuk mencegah masuknya barang-barang ilegal. Salah satunya, dengan rutin melakukan patroli pengawasan di wilayah perairan.
“Setahun kita ditargetkan pusat ada 10 kali patroli. Tapi pengawasan setiap saat kita lakukan. Jadi ada informasi apapun kita gerakan kapal di laut,” ucap Kepala Bea Cukai Tarakan Johan Pandores kepada awak media baru-baru ini.
Patroli pengawasan yang dilakukan Bea Cukai, lanjutnya, menyasar pada seluruh pelanggaran Kepabean dan Cukai seperti balpress dan kosmetik ilegal hingga Narkoba, Psikotropika, dan Prekusor (NPP). “Sasaran pastinya barang illegal sepeti NPP, ballpress, dan kosmetik. NPP ini sudah menjadi atensi RI 1 yakni presiden termasuk ballpress,” tegasnya.
Dia mengungkap dari patroli tersebut, pelanggaran yang paling sering ditemui di kaltara, yakni kosmetik dan balppres illegal serta narkotika. Modus yang digunakan para penyelundup untuk mengedarkan barang ilegal ialah dengan menggunakan jalur tikus. “Tapi memang penyelundup berkembang dan pergerakan kita dimonitor. Pola pola kita dimonitor. Untuk itu, kita dituntut dinamika strategi operasi harus berkembang,” katanya.
Untuk itu, menurutnya, Bea Cukai perlu bersinergi dengan pihak terkait seperti BNN, Lantamal XIII, Polair, dan lain sebagainya. Johan Pandores mengungkapkan salah satu hasil sinergitas dalam mengaggalkan peredaran barang illegal ialah saat tim gabungan Bea Cukai bersama BNNP Kaltara dan Lantamal XIII Tarakan mengungkap sabu 15,3 kg.
“Bea Cukai sendiri mengerahkan kapal BC 15024 dari Malaysia dan sudah digerakkan di wilayah timur Indonesia. Kami kerahkan kemarin juga Kapal BC 9003 dan bahu membahu luar biasanya tantangan di tengah laut,” kata Johan Pandores.
Dia mengatakan menangkap penyelundup di wilayah perairan sangat berbeda dengan di darat.
“Tantangan terbesar begitu luasnya dan tingginya ragam dan dinamika perbatasan kita dengan negara sebelah. Sehingga tidak mungkin Bea Cukai sendiri, teman-teman angkatan laut sendiri untuk melakukan pemberantasan,” tegasnya.
Ke depan sinergi dan kolaborasi seperti ini akan lebih ditingkatkan. Baik dalam hal informasi, intelijen, kolaborasi bidang penindakan baik Bea Cukai, TNI AL, Polair dan BNNP.
“Kita ajak kolaborasi ke depan, tantangan di Kaltara luar biasa dan kita tidak menutup mata ke depan tantangan semakin canggih, makin luar biasa, teknologi tinggi digunakan, kita hadapi dan sikat ramai-ramai,” pungkasnya. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika