TANJUNG SELOR – Kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia telah mengalami peningkatan signifikan. Sampai November 2023, tercatat ada 44 kasus positif. Namun, kondisi ini diperparah karena stok vaksin cacar monyet masih terbatas dan mahal.
Padahal, virus langka dari hewan (zoonosis) ini dapat menular melalui udara saat berbicara tatap muka dan berhubungan seks dengan orang yang terkena penyakit ini.
Untuk mencegah penyebaran virus ini di Indonesia, masyarakat diimbau untuk memperhatikan tindakan pencegahan dan meningkatkan kesadaran tentang penyebaran penyakit ini.
Dalam hal ini, selain menghindari tindakan yang dapat mempercepat penyebaran virus, seperti berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi.
“Masyarakat sangat disarankan, untuk menghindari seks bebas, terutama kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL) dan biseksual,” ucap kepala Dinas Kesehatan Kaltara, Usman, kepada media ini, Rabu (29/11/2023).
Dia melanjutkan, kelompok orang yang melakukan seks dengan berganti-ganti pasangan dan memiliki banyak pasangan, terutama seks sesama jenis sangat berisiko.
Penyebaran cacar monyet bisa cukup cepat dan berdampak besar, jika tidak ditangani dengan tepat. Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, penting untuk selalu terhindar dari kontak dengan hewan yang terinfeksi.
“Selain itu, meningkatkan kesadaran tentang risiko penularan penyakit ini terutama melalui perilaku seksual yang tidak aman,” ucapnya.
Walaupun belum ada kasus yang dilaporkan di Kaltara, tetap dibutuhkan tindakan pencegahan. Individu perlu mencegah penyebaran penyakit ini ke orang lain yang berada di sekitarnya.
“Mari tingkatkan kesadaran dan memperkuat kewaspadaan dalam menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain,” saran Usman.
Umumnya, gejala cacar monyet dimulai dengan nyeri kepala, diikuti demam dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat celsius, nyeri tenggorokan dan pembesaran kelenjar getah bening. Setelah itu, ruam kulit akan muncul dalam waktu satu hingga tiga hari. Ruam ini biasanya berwarna merah dan tersebar di berbagai bagian tubuh seperti lengan, area genital dan tungkai.
Jadi, mari secara bersama-sama menjaga kesehatan dan meminimalisir penyebaran cacar monyet di Indonesia. Selalu perhatikan tindakan pencegahan, hindari perilaku yang berisiko, dan tetap waspada terhadap gejala-gejala penyakit ini.
“Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat dan terhindar dari segala penyakit,” tutupnya. (tin/and)
Editor:Â Andhika