TENGGARONG – Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Loa Janan gencarkan gerakan peningkatan budaya literasi di sekolah dengan membuat pohon literasi. Bahkan para guru di sekolah setempat juga merupakan pegiat literasi.
Guru Bahasa indonesia SMP 1 Loa Janan, Norma mengatakan area literasi dibuat di setiap sudut-sudut kelas yang mereka sebut sebagai pojok baca. Buku yang disediakan di sana untuk dibaca.
“Jadi setiap buku yang dibaca, anak-anak akan menuliskan apa saja yang didapat dari membaca buku tersebut. Dan buku apa saja dan nama nanti ditempel di pohon tersebut,” ungkapnya.
Budaya literasi membaca buku ini agar membuat kebiasaan positif anak-anak agar terbiasa membaca buku. “Tujuannya agar anak-anak terbiasa membaca buku” ujarnya.
Saat ini, Norma mengatakan buku yang tersedia di Perpustakaan SMP 1 Loa Janan masih terbatas. Oleh sebab itu setiap anak siswa-siswa kelas 7 hingga 9 diminta membawa buku sendiri dari rumah. Bahkan rak buku untuk pojok baca juga belum tersedia sehingga buku masih dipegang masing-masing oleh siswa.
“Persediaan buku masih terbatas, jadi saya terpaksa, meminta murid untuk bawa buku dari rumah, nanti bukunya akan dirolling buat dibaca, agar semuanya bisa membaca,” ujarnya.
Guru Bahasa Inggris SMP 1 Loa Janan Heri Nurcahyo, menambahkan kegiatan literasi di setiap kelas saat ini ada dua yang pertama membaca buku sebelum belajar, juga mengisi pohon Literasi. “Jadi yang membaca buku bukan hanya murid, kita juga sebagai guru pun membaca di kelas tersebut sebelum dimulai pelajaran,” ujarnya.
Heri berharap semoga murid-murid bisa terbiasa untuk membaca agar pengetahuan murid semakin bertambah.
Guru Bahasa Indonesia SMP 1 Loa Janan Karyatin juga berharap ada perhatian dari pihak pemerintah untuk memberikan perhatian terhadap ketersediaan koleksi buku di SMP 1 Loa Janan agar bisa ditambahkan dan beserta rak buku agar buku-buku yang telah dibaca bisa disusun dengan tapi dikelas.
Diketahui, saat ini SMP 1 Loa Janan hanya memiliki koleksi sejumlah 15.000 buku yang mayoritas berupa buku pelajaran untuk buku umum dan cerita hanya berjumlah sedikit.
“Kita bukunya mayoritas buku pelajaran, kita bahkan sempat dikomen sama siswa kok bukunya cuma pelajaran Bu, karena memang bukunya itu-itu aja buku pelajaran dan buku cerita yang kurang,” keluh guru yang ditugaskan Perpustakaan SMP 1 Loa Janan Yuni. (adv/and)