TARAKAN – Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Kelas I Tarakan meningkatkan kewaspadaan menyusul terbitnya Surat Edaran dari Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan tentang peningkatan kasus Covid-19 pada 23 Mei 2025 lalu.
Plt. Kepala BKK Tarakan, dr. Rina Apridayati, MPH, menjelaskan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan situasi global melalui kanal resmi seperti situs WHO dan Infeksi Emerging. Salah satu langkah utama yang diambil adalah memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk internasional, terutama di Pelabuhan Malundung, Kota Tarakan yang melayani rute dari Tawau, Malaysia.
“Berhubung pelabuhan internasional hanya ada di Kabupaten Nunukan dan dari Tawau, Malaysia itu di Malundung, jadi kita mengintensifkan pengawasan di daerah tersebut,” katanya, Selasa (17/6/2025).
Pengawasan dilakukan, melalui pemeriksaan suhu tubuh penumpang menggunakan thermogun dan thermal scanner di setiap kapal yang masuk. Jika ditemukan penumpang dengan gejala seperti demam, batuk, dan pilek, mereka akan dipisahkan untuk diwawancarai dan ditangani sebagai suspect.
Hingga saat ini, hasil pengawasan menunjukkan belum ditemukan kasus Covid-19 di Tarakan, termasuk suspect.
“Mungkin bisa ditanyakan di wilayah juga ya, kalau misalnya kami takutnya kami tidak terinfo tapi setahu saya belum ada,” ujarnya.
Pengawasan serupa juga dilakukan di Bandara Juwata, meskipun kegiatan ini sudah menjadi rutinitas harian.
BKK Tarakan juga terus berkoordinasi aktif dengan Dinas Kesehatan (Dinkes), jika ditemukan dugaan kasus di pintu masuk wilayah.
“Kalau ada terdeteksi, kita langsung laporkan ke wilayah dan bersama-sama melakukan pelacakan,” tambahnya.
Gejala yang diwaspadai meliputi demam tinggi (≥38°C), batuk, pilek, hingga gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) lainnya. Jika ditemukan, akan dilakukan pemeriksaan swab dan penanganan lanjutan sesuai protokol.
dr. Rina menegaskan, meski status pandemi telah dicabut pada 2023, Covid-19 masih tetap ada dalam bentuk endemi. Virusnya terus bermutasi, namun umumnya tidak berdampak berat pada individu yang telah mendapatkan vaksinasi.
“Yang beredar saat ini adalah subvarian Omicron MB.1.1, yang gejalanya ringan seperti flu biasa bagi mereka yang telah memiliki kekebalan tubuh,” terangnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dan menggunakan masker saat sedang sakit, guna mencegah penularan.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam