TENGGARONG – Meski sudah mandiri dalam produksi ayam dan telur, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) masih menghadapi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan daging sapi. Kondisi ini mendorong Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar untuk memperkuat sektor peternakan, khususnya populasi sapi lokal.
Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik, mengatakan bahwa sejak 2024 pihaknya telah menyiapkan strategi pengembangan peternakan melalui dukungan program dinas dan aspirasi legislatif. Fokus utamanya adalah meningkatkan jumlah populasi sapi potong yang bisa memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Kukar secara mandiri.
“Selama ini pasokan daging sapi masih kita datangkan dari luar daerah seperti Bali, Sulsel, NTB dan NTT. Kita targetkan dalam beberapa tahun ke depan Kukar bisa swasembada,” jelas Taufik.
Namun, upaya tersebut tidak lepas dari tantangan. Salah satu hambatan utama adalah potensi ancaman penyakit hewan yang bisa menurunkan produktivitas ternak.
“Berbeda dengan telur yang saat ini sudah swasembada, kebutuhan daging sapi kita masih belum tercukupi. Tapi kami optimistis, dengan dukungan anggaran dan program yang tepat, sektor ini bisa berkembang pesat,” tambahnya.
Selain peternakan, Distanak Kukar juga memperkuat sektor hortikultura. Hampir seluruh kecamatan dinilai punya potensi tinggi dalam pengembangan komoditas seperti cabai, tomat, dan timun.
Upaya ini menjadi bagian dari strategi Pemerintah Kabupaten Kukar dalam memperkuat ketahanan pangan daerah di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat.
“Sentra-sentra produksi di Tenggarong Seberang, Samboja, Tenggarong, Kota Bangun, hingga Sebulu bahkan sudah mampu menopang kebutuhan pangan untuk Kalimantan Timur,” ungkapnya. (ADV)