TARAKAN – Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan kick off kegiatan edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah Tahun 2024.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum, untuk mendorong seluruh kantor perwakilan Bank Indonesia (KPWBI) untuk secara masif melaksanakan kegiatan edukasi CBP Rupiah.
Kick off kegiatan edukasi CBP Rupiah Tahun 2024 dengan slogan “Cinta Bangga Paham Rupiah” dibuka secara resmi oleh Kepala Departemen Pengolahan Uang (DPU) BI, Marlison Hakim.
Dalam sambutannya, dia mengatakan bahwa rupiah sebagai simbol kedaulatan, rupiah tidak hanya sebagai alat pembayaran yang sah di NKRI, namun juga merupakan bahasa transaksi yang seragam dari Sabang sampai Merauke.
“Melalui nilai-nilai perjuangan, pengabdian, dan pengorbanan para pahlawan, selanjutnya menjadi inspirasi bagi kita untuk memberikan yang terbaik kepada ibu pertiwi di setiap bidang dan peran yang kita jalani, untuk satu tujuan yaitu kemajuan Indonesia,” tutur Marlison Hakim, pada Kamis (22/2/2024).
Wali Kota Tarakan, Khairul yang hadir dalam kegiatan tersebut juga memberikan apresiasi, dan menyambut baik segenap inisiasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
Khairul menilai kegiatan ini dapat mendukung tercapainya visi terwujudnya Tarakan sebagai kota maju dan sejahtera melalui smart city.
“Program CBP Rupiah merupakan inisiatif yang sangat penting bagi kemajuan ekonomi lokal, dan kesejahteraan masyarakat kita. Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, penting bagi kita untuk memahami nilai dan peran mata uang Rupiah sebagai salah satu aset terpenting bagi negara kita,” ujarnya.
Acara tersebut juga dirangkaikan Talkshow dengan tema “Telusur Sejarah Perjuangan Bangsa, Jaga Kedaulatan Melalui Rupiah dan Kelestarian Budaya Indonesia” yang mengisahkan perjalanan perjuangan bangsa, memperlihatkan keragaman budaya dan kekayaan Indonesia yang mana seluruhnya tergambar pada rupiah, simbol kedaulatan NKRI.
Dalam Talkshow tersebut dihadiri oleh Elva Waniza, influencer berdarah Dayak Kenyah yang bangga akan suku dan budayanya.
Wanita yang mengenyam pendidikan hingga ke Jerman tersebut, kerap membuat konten yang memperlihatkan adat istiadat Dayak dan kampung halamannya Kabupaten Malinau.
“Saya berasal dari daerah, berdarah dayak dan sangat bangga akan hal itu. Menyatakan saya adalah putri daerah Kalimantan,“ ujar wanita berkulit putih dengan baju bernuansa hitam dengan motif khas dayak.
Acara ini ditutup dengan Training of Trainers (ToT) Kebanksentralan, QRIS, dan Cinta Bangga Paham Rupiah kepada seluruh peserta.
Hadir sekitar 400 orang yang berasal dari Guru, Siswa, Mahasiswa, Perbankan dan Ritel.
Edukasi ini diharapkan akan terus dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya oleh BI namun juga oleh seluruh stakholder dan kalangan di Kalimantan Utara dan Nasional.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam