TANJUNG SELOR – Banjir yang melanda sejumlah desa di Kabupaten Malinau dan Nunukan ditetapkan Pemerintah Daerah menjadi tanggap darurat bagi wilayah-wilayah tersebut. Hal ini lantaran banjir yang belum juga surut dan besarnya dampak dari bencana tersebut.
Menyikapi agar banjir seperti ini tidak terulang kembali, Pemerintah Provinsi Kaltara bakal mencari solusi konkret terkait hal tersebut. Hal itu disampaikan Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Arifin Paliwang saat diwawancarai awak media usai melantik pengurus Bukomobin di Tarakan, Sabtu (23/9/2023).
Menurutnya, permasalahan ini harus dibicarakan kedua negara karena banjir hampir setiap tahunya terjadi. Pemprov Kaltara akan melakukan evaluasi dan solusi bagi masyarakat di dua kabupaten yang selalu menjadi sasaran banjir.
Untuk itu, Pemprov Kaltara akan menegosiasikan hal ini kepada pihak dari negara Malaysia. “Ini juga merupakan status darurat yang ditetapkan provinsi karena ini menyangkut dua kabupaten. Kita juga akan berupaya menegosiasikan dengan negara tetangga yang sumber banjirnya diduga dari kiriman dari negara sebelah,” ucap Gubernur Zainal.
Saat disinggung, apakah perlu dilakukan penghijauan untuk mengurangi dampak dari banjir. Zainal menyebut bahwa upaya penghijauan sudah sering dilakukan Pemprov Kaltara. Bahkan kata dia, beberapa waktu lalu Pemerintah Daerah telah menanam sejuta pohon.
“Karena menghijaukan di sini namun dihulu tidak hijau. Kita selalu menanam pohon beberapa waktu lalu juga pemerintah menanam sejuta pohon kalau disebrang tidak, sama saja,” tegas Zainal.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara, kata Zainal, sudah menyalurkan bantuan kepada korban terdampak banjir di Malinau dan Nunukan. Bantuan tersebut berupa sembako senilai Rp 400 juta dan beras 200 ton.
Sebagai informasi, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara Robby Yuridi Hatman mengatakan, intensitas hujan yang tinggi di Nunukan dan Malinau menyebabkan beberapa wilayah terdampak banjir. Pantauan BPBD Kaltara wilayah terdampak banjir pertama kali terjadi di Nunukan. Penyebabnya curah hujan tinggi khususnya di hulu sungai yang berada di Malaysia, karena di sana ada perubahan tata guna lahan. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor:Â Andhika