TARAKAN – Seleksi dewan pengawas (dewas) dan direktur utama (dirut) perusahaan umum daerah (perumda) telah memasuki tahapan uji kelayakan dan kepatutan.
Ujian tersebut dilaksanakan mulai hari ini di Ruang Imbaya Pemkot Tarakan, Senin (19/2/2024) pagi.
Sekretaris Kota (sekkot) Tarakan, Jamaluddin menjelaskan, uji kelayakan dan kepatutan merupakan salah satu tahapan dari seleksi.
Setelah proses ini selesai akan dilanjutkan tahapan wawancara oleh Wali Kota Tarakan, dr. Khairul.
“Setelah tahapan ini dilanjutkan wawancara. Setelah ujian tertulis nanti ada persentasi makalah dan wawancara. Nanti ada tiga orang tertinggi terpilih kemudian diwawancarai pak wali,” ucapnya di Tarakan, Senin (19/2/2024).
Lebih jauh dijelaskannya, seleksi ini menjaring dua dewas dan lima dirut Perumda Tarakan.
Adapun panitia seleksi (pansel) berasal dari Pemkot Tarakan dan tim ahli dari akademisi.
“Nanti yang dites, ada tes tertulis, psikologi, nanti secara teknis langsung ke pansel,” ucapnya.
Jamaluddin berharap peserta yang nantinya terpilih dapat meningkatkan mutu pelayanan publik. Kemudian meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah.
Sementara itu, tim pansel, Arkas Viddy menuturkan, ada dua jenis tes dalam seleksi dewas dan perumda Tarakan. Pertama ujian psikotes tertulis. Tes ini terdiri dari soal campuran seperti soal lawan kata, sinonim kata, MTK deret ukur, baris dan geometri.
“Lalu ada logika matematika, karena pimpinan dan dewas itu harus bagus logikanya. Demikian juga ketiga kita tes psikotes gambar. Karena mereka ini harus memunculkan visi dari data-data yang sifatnya akurat dan tidak karu-karuan. Untuk menciptakan daya kreatif yang keempat ada psikotes gambar. Bagaimana menciptakan gambar dalam sebuah imajinasi,” ucapnya.
Selanjutnya jenis tes kedua yakni membuat makalah dan rencana bisnis. Jika dewas diminta membuat makalah tentang bagaimana menciptakan sistem pengawasan pada perusahaan. Sedangkan dirut perumda diminta membuat makalah rencana bisnis.
Kenapa ini kita minta supaya mereka tahu apa yang diawasi dan mencegah terjadinya penyimpangan. Makanya kita minta rencana pengawasnya.
Kalau dirut dengan tema-tema tertentu kita suruh bikin rencana bisnis 5 tahun ke depan untuk melihat layak apa tidak rencana bisnis mereka.
Adapun bobot penilaian untuk ujian tertulis sebesar 30 persen. Sementara makalah sebesar 70 persen
“Kenapa besar, mengingat mereka akan membuat problem solving dan memanage berbagai persoalan,” katanya.
Arkas mengatakan, para peserta diharuskan memiliki kemampuan intelektual dan logika berpikir.
“Kemudian kemampuan literasi dan menulis sesuai dengan tema. Ketiga kemampuan persentase dan berargumentasi. Karena selaku pimpinan tidak terlepas dari argumentasi dan presentasi,” katanya.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam