TARAKAN – Sejumlah persiapan dilakukan Pelindo Tarakan menjelang Natal dan Tahun Baru 2024, salah satunya, melarang pedagang asongan untuk naik ke kapal Pelni untuk berjualan. Hal ini dilakukan untuk menghindari lonjakan penumpang saat memasuki liburan Nataru.
General Manager (GM) Pelindo IV Cabang Tarakan, Rio Dwi Santoso mengatakan, banyak pihak yang mengeluhkan keberadaan pedagang asongan yang berjualan di atas kapal. Sebab katanya dapat memicu sesak karena padatnya orang. Padahal, kata dia, pihaknya telah menyiapkan petugas untuk mengawasi pintu masuk. Bahkan pengamanan dilakukan dua lapis, namun masih terdapat celah mereka untuk masuk yang diduga melewati truk ataupun porter.
“Masalahnya sudah kami temukan, nanti tinggal cari solusi. Untuk porter pun kemarin sudah kami kumpulkan koordinatornya, tolong jangan sampai bantu pedagang asongan ini untuk bawakan jualannya. Porter itu buruh yang membawa barang ke kapal dan mereka sepakat,” ujar General Manager (GM) Pelindo IV Cabang Tarakan, Rio Dwi Santoso, Senin (11/12/2023).
Dia menegaskan nantinya supir truk juga dilarang membantu pedagang asongan untuk masuk. Sebab dari hasil pengamatannya selama ini pedagang asongan diduga mencari celah menaiki truk secara sembunyi-sembunyi untuk dapat masuk ke atas kapal untuk berjualan.
“Walaupun di sana ada petugas tapi ada celah didapat pelaku dan ini yang mau dirapatkan lagi, karena kami akan tertibkan Surat Edaran (SE) terkait larangan bagi siapapun porter maupun supir truk yang berkegiatan membantu pedagang asongan. Karena semua sudah difasilitasi,” ungkapnya.
Padahal menurutnya, di area Pelabuhan Pelindo telah menyiapkan fasilitas untuk berjualan. Untuk itu, dia mengharapkan para pedagang tidak lagi berjualan di atas kapal.
“Di kapal semua makanan ada dijual, kalau ada pegadang asongan kasihan penjual resmi di kapal. Kemarin terpantau pedagang asongan kurang lebih kelompok bisa sampai enam orang kemarin, semua dewasa dan bisa naik truk,” ujarnya.
Saat disinggung lonjakan penumpang pada Nataru 2024 ini, dia memprediksi penumpang tidak akan melonjak seperti tahun lalu. “Jika ada pun tapi tidak terlalu banyak. Kenapa, karena puncak itu tahun kemarin. Karena sebelumnya kan ditutup dan masih Covid. Pada saat sudah dibuka, animo kemarin tinggi banget, udah lama gak pulang dan saat itu ingin pulang, jadi ukuran saya tahun ini Nataru mungkin dugaan saya kalau tidak sama, lebih pun tidak banyak,” ujarnya.
Kendati demikian, jelang Nataru 2024, Pelindo telah melakukan pembentukan posko sebagai leading sector di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP). Posko nantinya akan menjadi pusat informasi sekaligus pemantauan arus mudik.
“Biasanya posko itu nanti KSOP. Untuk pertemuan persiapan kesiapan Nataru kami dengan Pelani sudah dilakukan. Sudah dua kali kami laksanakan bersama Pelni. Pertama pembahasan mengenai antara Pelni dan Pelindo untuk layanan pelabuhan se-Indonesia. Kemudian kedua persoalan masing-masing pelabuhan, kami sudah ketemu dengan Pelni minta feedback,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Plt PT Pelni Cabang Tarakan, Slamet Gunawan, mengatakan bahwa sebelumnya pihak Pelni dan Pelindo telah melakukan pertemuan. Dari hasil pertemuan disepakati akan melakukan pengawasan agar jangan ada lagi pedagang asongan masuk ke kapal.
“Salah satunya agar pedagang asongan dilarang masuk ke kapal, oleh pemerintah ada kebijakan khusus nantinya. Di terminal kawasan Pelindo sudah disediakan semacam ruko kecil. Diberikan tempat di situ jadi kami tidak mematikan pedangan asongan kami masih memberikan ruang atau space sebelum terminal berjejer sebelah kanan,” tegas Slamet Gunawan. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika