TARAKAN – Universitas Borneo Tarakan (UBT) bakal membuka penerimaan mahasiswa untuk Fakultas Kedokteran pada 2024 mendatang. Hal itu disampaikan Rektor UBT, Adri Patton kepada awak media belum lama ini.
Adri Patton menjelaskan, pihaknya telah menjalin koordinasi dengan Gubernur Kaltara dan Wali Kota Tarakan mengenai hal tersebut. Selain itu, juga berkoordinasi dengan Dirjen Pendidikan Tinggi dan Ristek. Dari hasil koordinasi, dalam waktu dekat pihaknya akan menerima undangan dari pihak dirjen untuk menerima Surat Keputusan (SK).
“Jadi pada intinya kita tinggal menunggu SK. Saya perkirakan mungkin dua hingga tiga minggu atau paling tidak awalJanuari sudah menerima SK dan kita akan siap menerima mahasiswa baru. Ini suatu berita gembira,” ucap Adri Patton.
Dilanjutkannya, tahap awal direncanakan akan menerima mahasiswa sebanyak 50 orang, namun tidak menutup kemungkinan akan ada kuota sekitar 40-45 orang. “Kami akan minta 45. Dan kemudian nanti terbagi, 5 provinsi, 5 di kabupaten dan kota. Ada 30 kuota untuk putra daerah. Sisanya 10 atau 15 diwajibkan dilempar ke nasional,” ungkapnya.
Dia berharap dari nasional dan daerah bisa memenuhi target kuota mahasiswa yang disiapkan untuk Fakultas Kedokteran tahun ini. “Kami upayakan berjalan. Fakultas Kedokteran ini buka di UBT, maka UBT akan seperti gula di sarang semut. Karena banyak orang mau masuk Fakultas Kedokteran itu kan sulit. Kalau kita anak-anak Kaltara bersaing dengan anak-anak dari Jawa tentu kita kalah,” katanya.
Terkait infrastruktur, pihaknya telah menadatangani kontrak pra Dipa untuk pembangunan Fakultas Kedokteran lengkap dengan laboratoriumnya.
“InsyaAllah karena ini SBSN, cukup, pembangunan itu akan selesai dalam setahun dan nanti tahun kedua, sudah bisa digunakan oleh Fakultas Kedokteran,” ujarnya.
Gubernur Kaltara pun telah menunjuk Rumah Sakit dr.H.Jusuf SK sebagai rumah sakit pendidikan. Tidak hanya itu, Gubernur Kaltara dan Wali Kota Tarakan telah menyekolahkan 12 orang dokter untuk mengambil biomedik.
“Sekarang sudah kuliah diberi beasiswa oleh Pak Gubernur dan Pak Wali Kota disekolahkan, dikuliahkan di UGM. Dan setelah mereka kembali, mereka nanti akan menjadi dosen Fakultas Kedokteran. Memang prosesnya lambat, kita sudah berusaha mengumumkan sebagainya, orang gak ada mau ke Tarakan,” ujarnya.
Sementara untuk tenaga dosen nantinya akan bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Nantinya, dosen akan datang ke UBT.
“Macam-macam. Ada yang online, ada yang datang ke sini, Hybrid. Termasuk laboratorium yang di bawah dan yang digunakan di rumah sakit, bisa juga di RSUKT, gak ada masalah itu akan berjalan baik. Untuk jumlah dosen 26 dari UGM belum dari dokter di rumah sakit di sini yang diarahkan oleh Pak Gubernur dan Wali Kota,” pungkasnya. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika