KBN di Juata Laut Tarakan Diresmikan, Ini Lima Klaster yang Menjadi Prioritas

TARAKAN – Lantamal XIII Tarakan meresmikan Kampung Bahari Nusantara (KBN) di RT 03 Kelurahan Juata Laut, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (4/12/2023). KBN merupakan salah satu perwujudan dari program TNI AL yaitu operasi militer selain perang. Tujuannya melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut melalui desa binaan. Selain itu, agar kesejahteraan desa pesisir meningkat.

Wadan Lantamal XIII Kolonel Marinir Bambang Wahyuono menjelaskan dipilihnya Juata Laut sebagai lokasi KBN bukan tanpa alasan, mengingat wilayah ini memiliki potensi maritim yang cukup tinggi.

“Penghasilan udang, ikan dan lain sebagainya cukup tinggi. Sehingga kita memilih (Juata Laut) sebagai lokasi KBN. Harapannya masyarakat yang ada di sini lebih baik dalam pengolahan,” ucap Wadan Lantamal XIII Kolonel Marinir Bambang Wahyuono saat diwawancara usai meresmikan KBN, Senin (4/12/2023).

Bambang mengatakan, ada lima kluster yang menjadi fokus dalam program KBN di Juata Laut Tarakan. Pertama klaster petahanan, dimana masyarakat diberdayakan untuk mempunyai ketahanan dalam menjaga empat kesepakatan nasional yaitu NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan bhinneka tunggal ika.

Kedua klaster ekonomi, mengupayakan peningkatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan pembinaan dan pendampingan kelompok usaha mikro kecil menengah.”Beberapa saat lalu membangun penjemuran ikan. Karena kita lihat dengan potensi ikan yang tinggi tapi pengolahan ikan terbatas,”katanya.

Ketiga edukasi yakni meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui pembangunan rumah pintar. “Kita lihat anak kecil cukup banyak sekitar 37 anak yang perlu mendapat perhatian sehingga kita membantu dengan adanya rumah pintar untuk tempat belajar,”ungkapnya.

Keempat kesehatan dengan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui penyuluhan dan sosialisasi hidup sehat serta memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan, peralatan media dan obat-obatan.

“Posyandu yang sebelumnya tidak layak pakai dengan upaya kegiatan KBN ini, kita coba coba untuk merenovasi,”ucapnya.

Kelima pariwisata yakni menciptakan desa sebagai destinasi pariwisata melalui pemeliharaan dan pelestarian sumber daya alam dan buatan.

“Tarakan ini iconnya situs sejarah perang dunia ke dua. Kita coba kolaborasikan situs sejarah dengan mangrove yang saat ini kita sedang bangun. Jjembatan atau track beserta dermaganya sedang dibangun. Saat ini beberapa Minggu sudah ramai dikunjungi untuk tempat Selfi anak-anak muda,” pungkasnya. (apc/and)

Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *