TARAKAN – Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Kalimantan Utara (Kaltara) kembali tumbuh positif pada tahun 2024.
Hal itu disampaikan Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltara, Seno Indarto dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023. PTBI tersebut dilaksanakan di ruang pertemuan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara di Tarakan, Rabu (29/11/2023) malam.
“Dari sisi pertumbuhan ekonomi, kami proyeksikan perekonomian Kaltara 2024 tetap tumbuh positif pada kisaran 4,41– 5,31 persen (yoy),” ungkap Seno.
Kinerja positif tahun 2024 diperkirakan didorong oleh pembangunan sejumlah pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN). Seperti KIH, jalan perbatasan Malinau – Krayan dan proyek PLBN.
Selain itu, sektor industri pengolahan juga diperkirakan turut mendorong kinerja positif perekonomian seiring potensi perbaikan permintaan sejumlah komoditas seperti olahan ikan, CPO serta pabrik kertas yang diperkirakan mulai beroperasi akhir 2024.
Ketegangan geopolitik global yang terus berlanjut diperkirakan akan berpotensi menghambat rantai distribusi komoditas yang diprakirakan berdampak pada pertumbuhan harga jual sejumlah komoditas komoditas ekspor utama. Seperti batu bara dan menjadi salah satu faktor penahan pertumbuhan PDRB Kaltara yang lebih tinggi tahun 2024.
Di sisi inflasi, diperkirakan pada kisaran 2,5 plus minus 1 persen (yoy). Hal ini didorong oleh prakiraan kondisi cuaca yang lebih kondusif pada tahun 2024. Sehingga terjadi peningkatan produktivitas.
Selain itu, mobilitas masyarakat dan aktifitas perekomonian yang terus membaik juga berpotensi meningkatkan jumlah dan rute penerbangan dari dan menuju Kaltara.
Dalam kesempatan ini juga disampaikan perekonomian Kaltara 2023. Disebutkannya, kinerja ekonomi Kaltara terus menguat pada triwulan III 2023.
“PDRB (produk domestik regional bruto) Kaltara pada triwulan III-2023 kembali tumbuh positif sebesar 4,79 persen (yoy) atau 2,51 (qtq) dan merupakan yang tertinggi kedua di regional Kalimantan serta capaian inflasi tercatat sebesar 2,21 persen (yoy) yang lebih rendah dari inflasi Kalimantan dan nasional. Stabilitas sistem keuangan Kaltara juga tetap tumbuh positif dengan risiko yang terjaga,” ujar Seno Indarto. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika