spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Brimob Polda Kaltara Terima Ratusan Laporan Penemuan Bom Sisa Peninggalan Perang Dunia ke Dua

TARAKAN – Brimob Polda Kaltara menerima ratusan penemuan bom sisa peninggalan perang dunia kedua. Hal itu diungkapkan Kepala Satuan Brimob Polda Kaltara, Kombes Pol Yohanes Jalung Siram, Kamis (16/11/2023). “Sejauh ini laporan masih kondusif. Kami hanya sering mendapatkan laporan dari masyarakat penemuan bom sisa perang,” ucap Yohanes.

Dia mengungkapkan sejak 2015 lalu, total ada 238 laporan penemuan bom. Ukurannya pun bervariasi dari yang kecil hingga besar. Dikatakannya, temuan terbanyak merupakan bom udara dan mortil. Sementara mayoritas bom ditemukan di wilayah Kota Tarakan dan daerah Tarakan Timur.

“Total ada 238 bom, itu dimulai dari 2015. Tahun 2023 yang sudah disposal ada empat di gelombang pertama. Gelombang dua ada tiga, jadi total ada tujuh,” paparnya.

Yohanes mengatakan bom yang ditemukan akan diamankan sebelum dilakukan disposal. Lebih jauh dijelaskannya, disposal merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk menjadikan bahan peledak atau bom menjadi musnah atau tidak dapat dipergunakan kembali dan aman.

“Kita amankan dulu setelah itu nanti ada pengaturan untuk disposal karena tak semudah itu. Harus dicarikan lingkungan steril yang jauh dari masyarakat. Harus kita cek dlu lokasinya,” katanya.

Penemuan jenis bom mortir peninggalan perang dunia ke dua di Juwata Kerikil. (ADE/MKR)

Dia menyebut masih ada ratusan bom hasil laporan masyarakat yang akan dilakukan disposal. Dia menargetkan Desember ini, semuanya telah dilakukan disposal. Adapun bom-bom tersebut merupakan sisa peninggalan perang dunia ke dua.

“Kemaren kita sudah disposalkan bom pesawat sebesar kaki. Ledakannya cukup nyaring. Nanti ke depannya disposal kami arahkan ke Juata belakang sana,” ujarnya.

Menurutnya, masyarakat Kaltara khususnya Tarakan telah memiliki edukasi yang baik ketika menemukan benda asing seperti bom. Terbukti, masyarakat yang selalu aktif melaporkan kepada Brimob dan tak gegabah untuk memegangnya.

“Masyarakat sudah pada mengerti, kemaren ada masyarakat mau penggalian bikin pondasi rumah. Saat itu melihat besi mereka langsung laporkan, syukurlah itu bukan bom tapi pipa. Jadi mayoritas masyarakat sudah memiliki pemahaman baik,” pungkasnya. (apc/and)

Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER