TARAKAN – Pemerintah Kota Tarakan mengadakan pertemuan dengan Rakyat Pesisir, Kepala Dinas Perikanan Provinsi Kaltara, Wakil Ketua II DPRD kota Tarakan, para pengusaha serta instansi vertikal terkait lainnya di Gedung KNPI kota Tarakan pada Jumat (10/11/2023) lalu.
Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk mendengarkan secara langsung aspirasi warga pesisir sekaligus mencari penyebab dan solusi terkait permasalahan anjloknya harga rumput laut.
Wali Kota Tarakan, Khairul mengungkapkan, dari pertemuan tersebut, terungkap sejumlah penyebab anjloknya harga rumput laut di Tarakan. Dijelaskannya, persoalan anjloknya harga rumput laut disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor Internal yang pertama berkaitan dengan persoalan bibit.
Menurut analisa dari pihak Universitas Borneo Tarakan (UBT), dinas terkait serta pelaku usaha diketahui bahwa bibit yang pakai para petani digunakan secara berulang-ulang. Alhasil, kualitas rumput laut yang dihasilkan tidak maksimal.
“Kalau dibanding dengan harga normalnya di Nunukan dengan Tarakan, harga di sini memang lebih di bawah bisa selisih Rp 3 ribu. Salah satu penyebab yang kami tangkap, karena persoalan bibit ini,” kata Khairul, Senin (13/11/2023).
Persoalan internal lainnya yang menyebabkan harga rumput laut anjlok adalah cara pengelolaan. “Kalau di Nunukan itu menjemurnya di gantung, kalau di Tarakan dihempas sehingga bercampur lah dengan kotoran ayam dan lain lain. Itu dari cerita mereka. Artinya pengelolaan juga harus dibaiki,” tegas Khairul.
Selanjutnya, disebabkan karena faktor eksternal. Menurutnya, saat ini harga rumput laut memang sedang turun. Kendati demikian, dia tak menampik jika harga di Tarakan sudah jauh menurun
Khairul menyebut hal ini terjadi karena banyak pengepul yang harus dilalui para petani sebelum menjual rumput lautnya sehingga harga harus terpotong.
“Banyak sekali rantai yang harus dilewati sebelum sampai ke pabriknya. Banyak sekali rantainya, istilahnya peluncur atau pengepul sehingga harga banyak di potong,” kata Khairul.
Khairul mengungkapkan dalam pertemuan tersebut, ada beberapa poin aspirasi yang disampaikan oleh warga yaitu mengenai percepatan pengembangan rumput laut, iklim persaingan yang sehat, pembubaran asosiasi, regulasi tata niaga, penundaan kredit, perbaikan jalan, penegakan hukum terkait pencemaran limbah, hingga satgas percepatan stabilisasi harga rumput laut.=
Dia pun berjanji akan membantu stabilitas harga rumput laut dengan membentuk satgas. “Satgas nanti akan dibentuk yang fungsinya untuk stabilitas harga rumput laut,” ungkap orang nomor satu di Kota Tarakan ini.
Kendati demikian, dirinya mengatakan bahwa saat ini harga rumput laut di Tarakan berada di kisaran Rp 7-8 ribu. “Sebenarnya standar normal itu harga rumput laut Rp15 ribu. Kalau bagus-bagusnya Rp25 ribu. Sekarang di level petani Rp 7 atau 8 ribu,” pungkasnya. (apc/and)
Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika