spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

RTH Terbuka Luas untuk Warga Bulungan

TANJUNG SELOR – Beberapa tahun masa kepemimpinan Bupati Bulungan Syarwani, dan wakilnya Ingkong Ala, banyak capaian pembangunan ruang publik yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

Seperti adanya tempat berkumpul kabupaten layak anak (Tebu Kayan) yang digelar setiap Minggu pagi di Jalan Katamso. Selain itu ada juga revitalisasi kawasan Kebun Raya Bunda Hayati di Jalan Sengkawit, Tanjung Selor.

Dalam keterangan resminya baru-baru ini, Syarwani memaparkan soal pengolahan Hutan Kota menjadi Kebun Raya. Hal itu merupakan komitmen pemerintah sejak beberapa tahun usai dilantik menjadi kepala daerah.

Berangkat dari komitmen itu, maka banyak disediakan ruang publik dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) bagi masyarakat Bulungan.

“Kebun raya itu nantinya selain menjadi tempat rekreasi masyarakat, juga menjadi tempat edukasi, termasuk pelestarian berbagai jenis hortikultura endemik Bulungan,” ungkap Syarwani, Jumat (3/11/2023).

Termasuk ruang bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dalam masterplanya, Pemkab Bulungan dibantu oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sehingga pada 12 Oktober 2023 lalu, dilakukan launching logo kebun raya.

Pembuatan logo sendiri, kata dia, dilakukan dengan cara sayembara secara online yang diikuti oleh peserta seluruh Indonesia sehingga banyak inspirasi ide serta gagasan yang dilahirkan.

Dari hasil sayembara, terpilih logo yang merepresentasikan Bulungan dengan hortikulturanya, berupa logo yang dibuat peserta dari Kalimantan Selatan (Kalsel).

Secara garis besar, kata Syarwani, filosofi logo kebun raya pertama buah lapiu yang merupakan buah endemik yang juga ada di Bulungan.

Menurutnya, Buah yang berbentuk hati dapat membangun dengan setulus hati mempersembahkan bagi kepentingan seluruh masyarakat.

Logo yang terdapat kepala burung enggang, merupakan ciri khas Kalimantan secara umum termasuk Kabupaten Bulungan.

“Tiga pucuk daun di atasnya, merepresentasikan sungai kayan, dan pucuk melambangkan kita ingin tumbuh dan besar dan pucuk melambangkan proses regenerasi,” bebernya.

Syarwani menerangkan, saat ini masih berjalan proses pembangunann bronjong untuk pembangunan dua embung dalam kawasan kebun raya, yang memiliki luas sekitar 1,2 hingga 1,3 hektar, untuk masing-masing embungnya.

“Kawasan ini dapat kita integrasikan, bukan hanya untuk berbagai tanaman endemik dan buah, tapi juga edukasi sektor perikanan budidaya,” harap Syarwani.

Diterangkan, kebun raya ini merupakan ruang publik, dari segi ekologi dan lingkungan selain di dalamnya terdapat tanaman hutan dan buahan disisi lain juga akan dibuat ruang sosial kemasyarakatan.

Sehingga nantinya disekitar embung akan dibuat jalur jogging track, termasuk komitmen melestarikan budaya. Sesuai masterplant yang dibuat BRIN nantinya didalam kawasaan ini ada Amphitheatre termasuk akan dibangun rumah tiga suku asli Bulungan, yaitu Bulungan, Tidung dan Dayak.

Itu melambangkan kekutan bersama, dengan etnis yang lain bersatu membangun Kabupaten Bulungan. Kemudian di seputaran rumah adat tiga suku tersebut ada semacam lapangan terbuka, yang bisa digunakan untuk kepentingan lain, baik kegiatan upacara, olahraga, maupun kegiatan perkawinan outdor dengan background rumah adat tiga suku ini.

Pembangunan kawasan kebun raya terintegrasi dengan posisi tugu Lamlaysuri, yang sedang dilakukan redisain dipercantik, nantinya memiliki ketinggian 20-25 meter. Bisa menjadi anjungan swafoto dari dalam kebun raya. Sehingga ruang ini bisa dimanfaatkan untuk publik dan sekaligus mengenalkan keaneka ragaman yang ada.

“Selain keanekan ragaman tanaman,juga keragaman budaya yang ada di Bulungan bisa terepresentasi di kebun raya ini,”urainya.

Pentingnya Raung Terbuka Hijau (RTH), tentu kawasan kebun raya ini sangat luas tidak kurang dari 86 hektar. Dalam proses pembangunanya dilaksanakan secara bertahap, dan sembari berjalan sudah banyak ruang yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. (adv/tin/and)

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER