spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Puncak Gerhana Bulan Sebagian di Kaltara Diprediksi terjadi 29 Oktober

TARAKAN – Puncak Fenomena Gerhana Bulan Sebagian diprediksi terjadi di Kalimantan Utara (Kaltara) pada Minggu (29/10/2023). Hal itu sampaikan langsung oleh Kepala BMKG Tarakan, M Sulam Khilmi di Tarakan, Rabu (25/10/2023).

Untuk diketahui, Gerhana Bulan Sebagaian merupakan fenomena yang terjadi karena posisi Bulan Bumi dan matahari sejajar sempurna. Sehingga, sebagian piringan Bulan masuk ke umbra Bumi. Alhasil saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi tersebut.

Kendati demikian, kata Khilmi, tidak semua wilayah  bisa menikmati fenomena ini. Indonesia khususnya Kaltara termasuk wilayah beruntung yang dapat melihat langsung fenomena tersebut secara langsung.

Dijelaskannya, berdasarkan rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat Gerhana  Bulan Sebagian akan berlangsung dalam 5 fase yaitu, Awal Fase Penumbra (P1), Awal Fase Sebagian  (U1), Puncak Gerhana (Puncak), Akhir Fase Sebagian (U4), Akhir Fase Penumbra (P4).

“Berikut merupakan jadwal terjadinya Gerhana Bulan Sebagian: P1 akan dimulai pada 18.00 Waktu Universal, 01.00 Wib, 02.00 Wita, 03.00 Wit. U1 akan berlangsung pukul 19.34 Waktu Universal, 02.34 Wib, 03.34 Wita, 04.34 Wit. Puncak dimulai dari jam 20.14 Waktu Universal, 03.14 Wib, 04.14 Wita, 05.14 WIT. U4 pada pukul 20.53 Waktu Universal, 03.53 Wib, 04.53 Wita, 05.53 WIT. P4 akan dimulai pukul 22.28 Waktu Universal, 05.28 WIB, 06.28 Wita, 07.28 Wit,” ucap Khilmi saat membacakan release BMKG.

Berdasarkan waktu tersebut, lanjut dia,  sejumlah daerah di Indonesia dapat menyaksikan fenomena tersebut. P1, U1 dan puncak dapat disaksikan di seluruh wilayah di Indonesia, kemudian U4 dapat diamanati di seluruh wilayah di Indonesia kecuali Papua bagian Timur dan terakhir P4 hanya bisa dilihat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, sebagai Kalimantan Barat.

Terkait hal tersebut, Kepala BMKG Tarakan, M Sulam Khilmi mengungkapkan fenomena tersebut dapat disaksikan di tempat terbuka dan masyarakat bisa menyiapkan alat bantu seperti teleskop dan kamera dan alat bantu lainnya.

“Kalau di Tarakan paling bagus lihatnya di Taman Berlabuh atau di bangunan tinggi,” paparnya.

Disinggung mengenai apakah BMKG akan melakukan pemantauan, dia mengatakan pihaknya tidak melakukan pemantauan karena keterbatasan personil BMKG. Terlebih , beberapa personil harus melakukan pemeliharaan alat yang ada di Kaltara. Dengan personil yang kurang pihaknya pun harus membagi waktu untuk melakukan pemeliharaan tersebut sehingga tidak dapat melakukan hal tersebut.

“Sekarang dua orang harus ke Sebatik, Nunukan dalam rangka pemeliharaan alat dan alat-alat kami bertebaran di seluruh Kaltara dan kami kan juga kerjanya 24 jam,” pungkasnya. (apc/and)

Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER