spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BMKG Jelaskan Penyebab Cuaca Panas di Tarakan

TARAKAN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap alasan di balik cuaca  Tarakan yang terasa lebih panas belakangan ini. “Yang kami amati dalam seminggu belakangan ini, di Tarakan suhu udara berada dikisaran 32 dan paling tinggi 33,8 derajat celsius,” ucap Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Tarakan, M Sulam Khilmi, Rabu (25/10/2023).

Dia mengungkapkan cuaca yang terasa lebih panas di Tarakan ini, disebabkan karena kelembapan udaranya lebih rendah dibanding minggu sebelumnya. Kelembapan udara menyebabkan turunnya kadar uap air sehingga menyebabkan cuaca terasa lebih panas.

“Hal ini menurunkan kadar uap air yang ada di udara. Makanya yang dirasakan seperti panas sekali padahal kami mencatat tidak terlalu panas. Namun karena pengaruh rendahnya kandungan uap air di udara jadi terasa seperti panas dan gerah,”ungkapnya.

Kemudian, penyebab lainnya adalah cuaca yang sebelumnya relatif dingin dan mengalami hujan kemudian berubah menjadi panas. “Ditambah sebelumnya kita relatif dingin dan hujan berapa hari. Setelah hujan tiba tiba panas mungkin itu penyebab seseorang merasa lebih panas,”lanjutnya.

Selanjutnya, penyebab lainnya cuaca di Tarakan terasa panasa karena seminggu belakangan ini tutupan awan tidak terlalu banyak. Yang biasanya berada di angka tujuh okta kini hanya sekitar tiga okta.

“Jadi awan kalau menutup langit itu 8 okta. Kemudian biasanya disini kecenderungannya tujuh atau enam. Tapi sekarang ini berada di angka tiga atau empat okta, itu minim sekali. Tentu sinar matahari bisa langsung membuat permukaan bumi terasa panas,”paparnya.

“Jadi yang penyebabnya itu karena kelembapan udaranya relatif rendah. Atau lebih rendah dari minggu sebelumnya. Kemudian, sedikitnya tutupan awan di Tarakan pada minggu -minggu ini. Itu yang menyebabkan kenapa terasa panas,”sambungnya.

Sulam menjelaskan, di Indonesia cuaca panas rerata berada di angka 36 derajat celcius. Dia menyebut beberapa daerah di Indonesia masih mengalami musim kemarau. Bahkan di beberapa daerah musim hujannya mengalami kemunduran sehingga sebagian besar wilayah di Indonesia terasa panas.

Dijelaskannya, Tarakan tidak mengenal musim kemarau dan masuk ke dalam wilayah hujan sepanjang tahun. “Di Tarakan kalau sampai tidak hujan tiga atau empat hari itu sudah Panjang,” pungkasnya. (apc/and)

Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER