TANJUNG SELOR – Bencana alam, berupa banjir di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara), beberapa waktu lalu telah terjadi kerugian material hingga dampak sosial masyarakat.
Banjir yang tergolong terbesar kedua, setelah tahun 1970 ini di Kabupaten Malinau, terendam hampir 80 persen dari jumlah desa yang ada. Akibatnya, aktivitas perekonomian masyarakat sempat lumpuh.
Kondisi ini menarik empati dan perhatian pemerintah, dan masyarakat, termasuk kalangan mahasiswa untuk saling membantu mengatasi kerugian yang dialami. Wakil Gubernur Kaltara, Yansen Tipa Padan, beberapa waktu lalu menyampaikan penanganan banjir Malinau harus dilibatkan dari seluruh elemen pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten.
“Ini merupakan banjir terbesar kedua sepanjang sejarah. Dulu, di Malinau sempat banjir besar, sekitar tahun 1970 an, tapi pada waktu itu, siring dan parit pemukiman warga belum terbangun, sehingga air dengan leluasa masuk ke pemukiman. Dan sekarang, siring itu sudah ada, tapi saat banjir bisa merendam puluhan desa,” ujarnya.
Soal kerugian yang dialami masyarakat, dia diminta tetap bersabar sembari pemerintah mencari upaya dalam hal penanganan dan pemulihan ekonomi. Empati masyarakat untuk membantu para korban banjir Malinau berdatangan, baik melalui individu, komunitas, kelompok hingga organisasi mahasiswa.
Seperti halnya, dilakukan oleh Mahasiswa yang tergabung dalam Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bulungan. Mereka, melakukan aksi penggalangan dana untuk masyarakat Malinau yang terdampak akibat banjir beberapa waktu lalu.
Kepada wartawan, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI Bulungan, Sarah Amelia mengatakan mereka ikut tergerak hati, melihat kondisi bencana alam yang menimpa warga Malinau. Sebagai bentuk rasa peduli kemanusiaan, pihaknya melakukan kerja sosial dengan membagikan sedikit rezeki melalui aksi galang dana.
Penggalangan dana yang dilakukan dengan mengoptimalkan waktu selama tiga hari. Mulai hari Jum’at 29 September-hingga Minggu 1 Oktober 2023.
“Adapun, dana yang berhasil kami kumpul selama tiga hari, sebanyak Rp 7,6 juta. Dana ini kemudian, rencana akan kami salurkan dalam item barang,” ujar Sarah Amelia.
“Kami sadar, jumlahnya masih sangat kurang karena keterbatasan yang dimiliki, tapi semoga ini bermanfaat dan tidak mengurangi rasa empati terhadap warga yang terdampak banjir,” harapnya.
Dikesempatan yang sama, Sarah menyampaikan ucapan terimakasih tak terhingga kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bulungan, yang telah berpartisipasi dan menyisihkan rezekinya dalam membantu warga terdampak banjir.
“Kita apresiasi respon masyarakat karena tergerak hati untuk membantu. Aksi galang dana yang kami lakukan, selama dua hari di traffic light Jalan Sengkawit dan sehari di Tebu Kayan, Jalan Katamso,” ujarnya.
Rencananya, penyaluran paket bantuan tersebut dengan mendatangi lokasi yang telah dipetakan sebelumnya. Karena memang diketahui, dampak dari banjir Malinau hampir terendam beberapa Kecamatan yang ada. Selain menerima bantuan dalam bentuk uang, GMNI Bulungan juga menyalurkan paket bantuan berupa pakaian layak pakai.
“Kalau untuk bantuan sejenisnya seperti barang, kita salurkan. Jumlahnya sekitar dua books,” tutupnya. (tin/and)
Reporter: Martinus Nampur
Editor: Andhika