TARAKAN – Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tarakan mengajak seluruh tokoh agama menjaga kondusivitas jelang Pemilu 2024. Tokoh agama memiliki peran penting, terutama dalam mensosialisasikan hak memilih dan mencegah golput, serta menjaga kondusivitas selama pemilu 2024 berlangsung.
“Untuk menyukseskan Pemilu yang akan dilaksanakan pada Februari 2024, kami di Kemenag Tarakan berupaya semaksimal mungkin mengedukasi masyarakat, terutama pemuka agama, untuk bersama-sama menjaga kondusifitas pelaksanaan pesta demokrasi,” ucap Kepala Seksi (Kasi) Bimas Islam Kemenag Tarakan, Sultan Halim kepada Kaltimtara, Selasa (19/9/2023).
Sultan mengatakan beberapa waktu lalu, Kemenag Tarakan telah mengadakan pertemuan dengan para tokoh agama, termasuk Da’i dan takmir masjid.
“Kami mengharapkan mereka memberikan dakwah di hari Jumat atau ceramah keagamaan untuk menyisipkan tema edukasi pemilu yang demokratis. Tujuannya adalah menjaga keharmonisan menjelang Pemilu 2024,” katanya.
Dia berharap para tokoh agama dapat menjaga agar rumah ibadah menjadi tempat yang ramah dan tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Kemenag juga menghimbau kepada masyarakat umum untuk menjaga kondusivitas jelang Pemilu 2024. Berbeda pendapat adalah hal yang wajar, yang terpenting adalah tidak terjadi konflik.
“Pemilu adalah sarana untuk menciptakan suasan kehidupan yang lebih baik bagi bangsa kita. Kita harus mewujudkan pemilu yang damai, di mana setiap orang memiliki pandangan berbeda, dan itu adalah hal yang biasa dalam demokrasi,” ucapnya.
Sementara itu, Penyelenggara Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tarakan, Otto Simon Tanduk, mengatakan bahwa pihaknya telah menghimbau kepada pendeta untuk memberikan pemahaman kepada jemaat, terutama dalam menjaga kondusivitas, terutama saat memasuki tahapan-tahapan politik yang sudah berjalan.
“Kami berharap pendeta dapat memberi pemahaman kepada jemaat bahwa perbedaan pilihan adalah hal yang wajar dan tidak perlu saling benci,” ucapnya.
Otto juga mengingatkan pemuka agama untuk tidak terlibat dalam politik praktis. “Sebagai pemimpin dan panutan, mereka harus menunjukkan contoh politik yang sehat kepada jemaat,” katanya.
Melalui peran pemuka agama tersebut, dia berharap pemilu 2024 dapat berjalan dengan penuh kebahagiaan, kedamaian, dan ketentraman serta dengan prinsip-prinsip demokrasi yang sehat. “Selain itu, pemilu harus berlangsung secara langsung, umum, bebas, rahasia, dan adil,” tutupnya. (pcs)