TANJUNG SELOR – Jalan poros Tanjung Palas ke Salimbatu Kecamatan Tanjung Palas Tengah, akhirnya mulai dikerjakan pada tahun 2023 ini.
Panjang ruas jalan yang dikerjakan lebih dari 2 kilo, dengan Lapis Pondasi Agregat (LPA) dan Lapis Pondasi Bawah (LPB) masing-masing 8 meter. Sedangkan, untuk pengaspalan lebarnya 5 meter.
Pengerjaan LPB sendiri, per tanggal 14 September 2023, sudah mencapai 300 meter. Pengerjaan LPB merupakan, lapisan struktur yang menggunakan aggregate kelas B. Aggregate kelas B ini merupakan campuran gradasi material batu pecah dengan sirtu atau selected. Batu pecah tersebut terdiri dari beberapa fraksi ukuran yang bervariasi.
Sedangkan, untuk LPA sendiri merupakan gabungan antara fraksi aggregate kasar dan fraksi aggregate halus. Progress pengerjaan jalan poros tersebut hingga hari ini sudah mencapai 4,91 persen.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bulungan, Khairul saat dikonfirmasi mengatakan, target penyelesaian ruas jalan itu bisa rampung sepenuhnya pada 31 Desember 2023.
“Kita optimistis dapat terkejar, dengan sisa waktu yang ada. Karena pengerjaan jalan itu paling cepat,” ucapnya saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (15/9/2023).
Dia menjelaskan, umumnya orang ampar jalan dengan panjang satu kilo, bisa diselesaikan dalam tempo satu hari. “Nah, kalau untuk pengaspalan jika didukung dengan cuaca yang baik dengan jarak yang sama, bisa diselesaikan dalam waktu satu minggu,” ulasnya.
Pemkab Bulungan, melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) murni, telah menggelontorkan anggaran untuk pengaspalan jalan poros Salimbatu sebesar Rp 9 miliar.
“Itu sumbernya dari APBD murni, kita optimistis dapat terselesaikan sebelum akhir tahun 2023,” tegasnya.
Hanya saja, saat ini masih ditemukan kendala di lapangan, utamanya dalam urusan angkutan material seperti batu yang masih didatangkan dari luar Kalimantan.
“Kendala kita pada pemasukan material, itu agak susah karena adanya pembangunan proyek besar yang masuk dalam PSN pemerintah. Seperti IKN dan lainnya,” tambah Khairul.
Material yang dimaksud, adalah batu dan pengerjaan cor. Material batu masih didatangkan dari Palu Sulawesi Tengah, kadang dalam hal pengiriman tergolong lambat. Hal ini menjadi kendala tersendiri saat pengerjaan di lapangan.
“Kalau batu lokal untuk lBL kita tidak rekomendasi, kecuali LBG termasuk pengerjaan beton itu semua didatangkan dari Palu. Karena sesuai dengan spacek atau ukuranya 2,5 sampai 300,” pungkasnya. (tin/and)
Reporter: Martinus Nampur
Editor:Â Andhika