TANJUNG SELOR – Sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulungan, lakukan simulasi soal penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Jelarai Selor, Kecamatan Tanjung Selor, Bulungan, Selasa (5/9/2023).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Bulungan, Rafidin mengatakan, sebenarnya pelaksanaan penanganan karhutla dan simulasi pemadaman kebakaran, untuk Masyarakat Peduli Api (MPA).
Dan kegiatan ini rutin kami laksanakan, berkolaborasi dengan PT T Dharma Intisawit Lestari (DIL). Tetapi, bukan berarti perusahaan lainnya tidak berkontribusi. “Tetapi memang, dalam penanganan karhutla, beberapa perusahaan yang beroperasi di wilayah Bulungan sudah berkontribusi untuk menanggulangi bencana tersebut,” ujarnya.
BPBD Bulungan, kata dia sejauh ini intens berkomunikasi dengan kepala desa maupun Bintara Pembina Desa atau Babinsa maupun Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas). Termasuk dengan kesiapan posko jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
Dari beberapa kasus yang terjadi di Bulungan, Sambung Rafidin itu terjadi akibat kelalaian masyarakat yang membuka lahan dengan cara dibakar. Bahkan hampir 90 persen kejadian karhutla terjadi karena kelalaian masyarakat yang membuka lahan.
Karena biasanya, kebakaran lahan terjadi Agustus-Oktober setiap tahunnya. Hanya saja, sejauh ini untuk ketersediaan alat pemadam kebakaran di BPBD Bulungan masih tergolong minim.
“Saat ini kami hanya memiliki satu truk tangki air berkapasitas 4.000 liter,” tukasnya.
Untungnya, selama ini instansinya selalu di back up oleh Dinas PU. Terpisah Regent Head Kaltimtara PT Dil, Bambang Supriyadi mengatakan, pelaksanaan penanganan karhutla dan simulasi pemadaman kebakaran rutin dilakukan agar karyawan lebih trampil dalam menanggulangi karhutla sejak dini.
Selama ini, sarana dan prasaran (sarpras) juga sudah dilengkapi. Salah satunya, water tank berkapasitas 3.000 liter dan alat pemadam kebakaran lainnya.
Tidak hanya itu, perusahaan juga telah menyiapkan dua manara api untuk memantau titik api di wilayah operasi. “Setiap hari ada petugas yang bertugas untuk memonitor titik api,” ujar dia.
Secara umum, kebakaran yang terjadi saat ini karena budaya masyarakat yang terbiasa membuka lahan dengan cara membakar. Pihaknya, terus melakukan antisipasi secara dini agar kebakaran lahan tidak semakin meluas.
Untuk PT Dil, dia memastikan tidak ada lahan perusahaan yang terbakar. Tapi memang,kalau untuk diluar kawasan perusahaan ada saja kejadian kebakaran. (tin/and)
Reporter: Martinus Nampur
Editor: Andhika