TENGGARONG – Sampah yang menumpuk di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bekotok, Kutai Kartanegara (Kukar), kini bukan lagi sumber bau menyengat. Lewat tangan dingin Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar, limbah itu justru diolah jadi sumber energi untuk dapur warga.
Lewat program inovatif yang dinamai Mantan Terindah, DLHK berhasil memanfaatkan gas metana dari tumpukan sampah menjadi energi alternatif untuk memasak. Gas tersebut dialirkan ke rumah-rumah warga yang bermukim di sekitar TPA Bekotok.
“Inovasi ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tapi juga langsung terasa di masyarakat,” kata Bupati Kukar, Edi Damansyah.
Ia pun mengapresiasi langkah DLHK dan mendorong agar program ini tak berhenti di satu lokasi. Menurutnya, ukuran keberhasilan inovasi adalah ketika bisa direplikasi di tempat lain dan memberikan manfaat yang lebih luas.
“Kalau inovasi hanya jadi pajangan di satu tempat, itu belum maksimal. Ini harus dikembangkan ke wilayah lain di Kukar,” tegasnya.
Program Mantan Terindah sendiri telah berhasil mengalirkan gas metana ke lima rumah tangga di sekitar TPA. Ke depan, DLHK menargetkan perluasan hingga mencakup 21 rumah lainnya.
Kepala DLHK Kukar berharap, program ini tak hanya soal teknologi, tapi juga melibatkan partisipasi warga dan peningkatan kapasitas SDM pengelola lingkungan.
Inovasi ini juga sejalan dengan upaya pengelolaan sampah berkelanjutan yang tidak hanya mengurangi limbah, tapi juga memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekitar. (ADV)