TARAKAN – Penyakit leptospirosis tengah merebak di Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), setelah Dinas Kesehatan (Dinkes) Tarakan menerima laporan tiga kasus sepanjang tahun 2025 ini.
Menanggapi situasi tersebut, Wali Kota Tarakan, Khairul, menyampaikan bahwa langkah utama yang perlu dilakukan adalah memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyebaran penyakit tersebut.
Khairul menekankan bahwa penyebaran penyakit ini berkaitan erat dengan kondisi sanitasi lingkungan yang kurang baik. Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan sangatlah penting.
“Termasuk sebenarnya tadi menjaga di rumah agar tidak banyak tikus, tempat-tempat bersarangnya tikus harus dibersihkan termasuk juga menyiapkan musuhnya kucing kah,” ucap Khairul, Kamis (24/4/2025).
Disinggung mengenai kerja bakti rutin di lingkungan RT, Khairul menyatakan bahwa kegiatan tersebut semestinya menjadi kewajiban. Selain menjaga keindahan dan kebersihan lingkungan, kerja bakti juga berperan dalam mencegah berbagai penyakit seperti leptospirosis, demam berdarah, dan lain sebagainya.
“Kalau ndak bisa dua kali sebulan yah sekali sebulan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Tarakan, Irwan Yuwanda, mengimbau masyarakat agar waspada terhadap penyakit leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri leptospira dari kencing hewan perantara seperti tikus. Dia menegaskan bahwa keterlambatan penanganan dapat berakibat fatal bagi pasien.
Menurut Irwan Yuwanda, penyakit leptospirosis ini dapat diobati, asalkan pasien segera mendapatkan penanganan medis.
“Gejala penyakit ini antara lain adalah demam yang disertai nyeri pada betis serta mata yang menguning,” ujarnya.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam