spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Harga LPG 3 Kg di Pengecer Tarakan Tembus Rp 65 Ribu

TARAKAN – Meski Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 Kg, di wilayah pesisir sebesar Rp 18.626, sementara perkotaan Rp 16.626, namun faktanya, masih ditemukan harga LPG 3 Kg menembus Rp 65 ribu.

Berdasarkan penelusuran MediaKaltimtara di sejumlah pengecer yang berada Jalan Gajah Mada, Karang Rejo, Kecamatan Tarakan Barat, LPG 3 Kg dijual kisaran Rp 60-65 ribu.

Pengecer di Jalan Gajah Mada, sebut saja Ima mengatakan, harga LPG 3 Kg mahal lantaran sulit didapat.

LPG 3 Kg yang dijual di tokonya, kata dia, merupakan titipan orang bukan miliknya. Ia pun bergeming tidak mengetahui asal muasal LPG 3 Kg tersebut, dan hanya diminta menjualnya Rp 65 ribu.

“Saya gak tau dapat dari mana saya dititipkan saja,” ucapnya Sabtu, (8/2/2025).

Di tempat berbeda, pengecer LPG 3 Kg yang berada di Jalan Ahmad Dahlan, Kecamatan Tarakan Timur, Nurmila menjelaskan, selama ini membeli LPG di forum jual beli sosial media.

Ia menjualnya senilai Rp 50 ribu, sama dengan harga beli. Dikatakannya, harga Rp 50 ribu ini lebih murah dibanding pengecer lainya. Sebab ada yang menjualnya Rp 70-75 ribu. Selain harganya mahal, LGP 3 Kg juga sulit dicari. Untuk mendapatkanya, seseorang harus terdaftar dan menyertakan Kartu Keluarga (KK) serta KTP. “Itu pun kalau dapat, kalau gak dapat kita gak tahu pangkalan di sini dimana,” jelasnya.

Menurutnya, banyak masyarakat yang mengeluh sulitnya mendapat LPG 3 Kg. Saking sulitnya, ia pernah mencarinya hingga ke daerah daerah Juata tepatnya di 613/RJA. “Sempat buka di forum-forum kan, kubeli lah di forum biar mau Rp 50-60 ribu,” jelasnya.

Meski harganya mahal, namun permintaan masyarakat terhadap LPG 3 Kg cukup banyak. “Apalagi kalau lagi susah-susahnya ada yang bilang sampai Rp75 ribu, di sini dia bilang murah,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu pembeli Rina mengatakan, mencari LPG 3 Kg di Tarakan sangatlah sulit. Selain sulit, harganya pun mahal mencapai Rp 70 ribu. Akibatnya, ia tidak lagi memasak dan lebih memilih makanan jadi.

“Yang susah karena kayak kami tuh bukan warga asli sini, jadi susah mau beli di pangkalan juga harus pakai KTP dan itu sudah terdata kan sesuai banyaknya warga RT,” katanya, Sabtu (8/2/2025).

Ia pun berharap agar pengecer tidak mengambil untung terlalu besar dengan menjualnya sangat mahal. “Dan kalau bisa kuota ditambah. Masyarakat Tarakan makin bertambah soalnya,” jelasnya.

Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER