TANJUNG SELOR – Sepanjang tahun 2024, angka kemiskinan di Kalimantan Utara (Kaltara) diklaim menurun. Hal itu mengacu pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara.
Angka kemiskinan tersebut menurun dari angka 6,72 ribu jiwa atau 0,94 persen menjadi 41,11 ribu jiwa atau sekitar 5,38 persen. Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai menyatakan penurunan jumlah penduduk miskin itu terjadi dalam kurun waktu enam bulan di tahun 2024.
“Pada September 2024, jumlah penduduk miskin di Kaltara tercatat sebanyak 41,11 ribu jiwa atau setara 5,38 persen dari total penduduk,” ujar Mas’ud Rifai, beberapa hari lalu.
Jumlah itu, kata dia mengalami penurunan dibandingkan Maret 2024 yang mencapai 47,83 ribu jiwa atau 6,32 persen.
Disampaikan pula, bahwa secara keseluruhan persentase penduduk miskin di Kaltara menurun, akan tetapi secara detailnya terdapat perbedaan yang menarik antara kondisi kemiskinan di daerah perkotaan dan pedesaan.
Di perkotaan, jumlah penduduk miskin justru mengalami kenaikan dari 23.18 ribu jiwa pada Maret 2024 menjadi 25.06 ribu jiwa pada September 2024.
Kenaikan ini sebesar 1,88 ribu jiwa atau 0,34 persen poin. Sebaliknya, di pedesaan, jumlah penduduk miskin turun cukup signifikan, yakni dari 24,65 ribu jiwa menjadi 16,05 ribu jiwa.
Penurunan ini mencapai 8,6 ribu jiwa atau 3,27 persen. Garis kemiskinan di Kaltara juga mengalami kenaikan dari 854.294 per kapita per bulan pada Maret 2024 menjadi Rp 876.375 pada September 2024.
“Kenaikan ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya harga bahan pokok,” tuturnya.
Komoditas makanan yang paling banyak berkontribusi terhadap garis kemiskinan di Kaltara adalah beras, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.
Di perkotaan, komoditas seperti rokok, telur ayam, daging ayam, dan bandeng juga menjadi penyumbang utama. Sementara di pedesaan, selain beras, komoditas seperti kue basah dan bandeng juga cukup berpengaruh.
Untuk garis kemiskinan non-makanan, perumahan menjadi komponen terbesar baik di perkotaan maupun pedesaan. Komoditas lainnya seperti listrik, pendidikan, bensin, dan air juga turut berkontribusi. (tin/and)
Reporter: Martinus
Editor: Andhika