spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BI Kaltara Catat Uang Keluar pada Desember 2024 Rp 389,96 Miliar

TARAKAN – Desember 2024, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat arus uang keluar (outflow) sebesar Rp389,96 miliar atau terkontraksi sebesar -36,41 persen (yoy). Sedangkan arus uang masuk (inflow) sebesar Rp 55,45 miliar atau tumbuh sebesar 72,13 persen (yoy).

Hal itu disampaikan Kepala KPwBI Kaltara, Wahyu Indra Sukma dalam keterangan rilisnya yang dibagikan kepada awak media, Selasa (7/1/2025).

Wahyu Indra Sukma menuturkan, sepanjang Desember 2024, KPwBI Kaltara mengalami net outflow sebesar Rp334,51 miliar. Untuk diketahui, Net outflow atau arus modal bersih adalah selisih antara arus modal masuk dan arus modal keluar suatu negara dalam periode waktu tertentu.

Lanjut dijelaskannya, Bank Indonesia secara teratur melakukan dropping dan penarikan uang, termasuk uang tidak layak edar pada tiga Kas Titipan Bank Indonesia yakni Tanjung Selor, Malinau, dan Nunukan, sesuai kebutuhan untuk memastikan uang yang beredar di masyarakat dalam kondisi layak edar.

Sementara untuk Inflasi Kaltara, lanjut Wahyu, pada Desember 2024 berada pada kisaran target 2,5±1 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), gabungan kabupaten/kota IHK Provinsi Kaltara pada Desember 2024 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,44 persen (mtm), naik dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,12 persen (mtm).

Secara tahunan, inflasi gabungan tiga kabupaten/kota IHK Provinsi Kaltara tercatat sebesar 1,29 persen (yoy), lebih rendah dari capaian nasional yang mengalami inflasi sebesar 1,57 persen (yoy).

Adapun Inflasi month-to-month gabungan tiga kabupaten/kota IHK Provinsi Kalimantan Utara pada Desember 2024 mayoritas didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau.

“Terutama pada komoditas Ikan Bandeng/Bolu (andil 0,13 persen), Bawang Merah (andil 0,08), Tomat (andil 0,07), Cabai Rawit (andil 0,05 persen) dan Bayam (andil 0,04 persen),” paparnya.

Kenaikan pada komoditas Ikan Bandeng dan komoditas hortikultura disebabkan oleh tingginya permintaan pada saat Nataru yang tidak diimbangi dengan ketersediaan stok yang cukup.

“Di sisi lain, tekanan harga yang lebih tinggi tertahan oleh beberapa komoditas yang mengalami deflasi, diantaranya komoditas Angkutan Udara (andil -0,06 persen), Daging Ayam Ras (andil -0,03 persen), Air Kemasan (andil -0,01 persen), Beras (andil -0,01persen) dan Labu Parang (andil -0,01persen),” ungkapnya.

Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER