MALINAU – Satu orang rombongan Gubernur yang hendak memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus 2023 di Kecamatan Kerayan, Kabupaten Nunukan, meninggal dunia, Selasa (15/8/2023).
Kejadian itu terjadi sekitar pukul 11.00 siang. Bermula, saat rombongan hendak melanjutkan perjalanan ke Kerayan, dengan menyeberang sungai menggunakan perahu ketinting. Penumpang menyeberang dengan menaikkan motor diatas ketinting melintasi sungai di Semamu, kabupaten Malinau.
Derasnya arus sungai, membuat perahu tergoyang hingga satu orang atas nama YN (46) terjatuh dan ikut hanyut terbawa arus. Setelah dilakukan evakuasi, korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Korban merupakan salah satu pegawai yang bekerja di dinas PUPR-Perkim Provinsi Kalimantan Utara.
Rombongan gubernur berangkat dari Tanjung Selor, pada Senin (14/8/2023) menggunakan motor trabas. Berdasarkan informasi yang beredar luas melalui Grup WhatsApp, saat penyeberangan korban memegang motor diatas perahu dan terjatuh. Saat terjatuh korban sempat berteriak dan timbul tenggelam. Sekitar 20 meter dari tempat kejadian terjatuh korban ditemukan.
Pasalnya, derasnya arus sungai membuat kesulitan menemukan korban. Diketahui ada 4 orang yang mengejar, tapi hasilnya nihil, selanjutnya teman korban, Mulyansah mengabarkan ke Gubernur yang sudah berada sekitar 4 kilo dari base camp.
Tepatnya dijalan ekstrim Gubernur Zainal A Paliwang langsung pimpin doa bersama tim, dengan baca Al-Fatihah. Selanjutnya diintruksikan, Kadis PUPR Perkim Helmi, memimpin pencarian korban dengan melibatkan 4 perahu milik warga. Skenario pencarian dilakukan hampir 2 jam untuk kepastian korban. Sembari koordinasi dengan tim SAR.
Keterangan teman korban, Mulyansyah, bahwa almarhum dari semalam, duduk menyendiri, kemudian di kantor cipta karya termenung menatap kosong. “Mungkin tanda-tanda tapi kondisi seperti itu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ketua Laskar Pemuda Adat Dayak Kalimantan Timur–Kalimantan Utara (LPADKT-KU) Simion saat dikonfirmasi mengatakan, penemuan mayat tersebut dari titik awal tempat kejadian sampai di lokasi jaraknya sekisar 5 sampai 7 kilo.
Di lokasi, kata dia, cuaca tidak mendukung karena kondisinya hujan dan air sungai dalam kondisi pasang.
“Saat saya temukan, kondisi mayat itu nyangkut di batang kayu, hanya terlihat sedikit bagian tubuh korban,” katanya.
Saat menyusur sungai, dia bersama timnya memerlukan waktu hampir tiga jam hingga mayat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
“Kurang lebih 3 jam baru mayatnya saya temukan,” pungkasnya. (tin/and)
Reporter: Martinus Nampur
Editor: Andhika