TARAKAN – Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Kaltara, Sulistiyowati mengimbau kalangan orang tua, agar mengawasi penggunaan gadget pada anak. Hal ini diperlukan guna meminimalisasi dampak negatif dari penggunaan gadget
Menurutnya, Indonesia saat ini sedang mengalami darurat gadget. Hal ini dikarenakan banyak anak-anak yang menggunakan gadget tanpa pantauan dari orang tua. Bahkan beberapa orang tua sengaja memberikan gadget kepada anak dengan alasan tertentu.
Kata dia, anak-anak belajar dan meniru dari melihat dan kadang mendengar. Anak-anak belum tahu mana yang boleh dan mana yang tidak, mana yang salah mana yang benar. Anak-anak usia 6 tahun ke bawah hanya melihat dari meniru. Tidak hanya dari orang-orang di lingkungan sekitar, melainkan juga dari tontonan di gadgetnya.
Untuk itu, apabila konten yang terkandung dalam permainan atau tontonan yang disaksikan kurang tepat untuk anak, maka orang tua bisa mengedukasi anak-anaknya dan memberikan solusi dengan memberikan tontonan atau permainan yang pas untuk mereka. Dengan menerapkan hal ini, maka anak-anak juga dapat terlindungi dari pengaruh hal-hal negatif.
“Memang memberikan batasan anak-anak untuk gadget mungkin akan lebih positif, pada saat anak-anak itu dilakukan pembimbingan dengan pelibatan contoh aktivitas-aktivitas secara nyata kemudian kita biasakan untuk berinteraksi sosial dengan teman sebaya dengan pengawasan orang dewasa itu akan lebih baik,” tegasnya.
Dirinya tak menampik, di Kaltara banyak kasus pencabulan yang dilakukan orang dewasa kepada anak di bawah umur. Bahkan di beberapa kasus anak-anak pula yang menjadi pelaku pencabulan.
Untuk itu, menurutnya, selain pengawasan penggunaan gadget, dalam kasus seksual untuk meminimalisir anak menjadi korban, sedini mungkin orang tua harus mengenalkan area-area sensitif yang tidak boleh disentuh orang lain. Bahkan untuk orang tua pada usia tertentu anak sudah tidak boleh memandikan anak yang berlawanan jenis kelamin.
“Jadi sejak dini keluarga harus mengajarkan kepada anak mana yang boleh mana yang tidak boleh untuk dirinya,” pungkasnya.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam