TARAKAN – Fenomena melawan kotak kosong diperkirakan bakal terjadi pada kontestasi Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Tarakan 2024. Sebab hingga saat ini belum ada pasangan calon (paslon) yang muncul dipermukaan, selain Khairul-Ibnu Saud.
Terlebih, keduanya telah mengantongi formulir B1-KWK dari 8 partai politik yakni Demokrat, Golkar, PKB, PPP, Nasdem, PKS, PAN dan Hanura. Bahkan, dalam waktu dekat Gerindra dan PDIP disinyalir juga akan memberikan B1-KWK kepada Khairul-Ibnu Saud.
“Sebenarnya sudah semua, kalau yang resmi menyerahkan sudah 8 parpol. Gerindra dan PDIP segera menyusul. Tinggal ceremony penyerahan saja. Tanggal 28 deklarasi sekaligus pendaftaran di KPU. Saya kira semua susah berjalan lancar,” kata Khairul, Minggu (25/8/2024).
Khairul menegaskan, tidak ada upaya luar biasa yang dilakukan pihaknya untuk memborong seluruh dukungan, agar melawan kotak kosong. Bahkan, dikatakannya konstelasi calon tunggal di Pilwali Tarakan tidak pernah masuk dalam skema pemenangan Khairul.
“Tidak ada upaya yang luar biasa untuk kita mengambil semua parpol, itu memang mengalir karena teman-teman parpol berdasarkan survei kan realistis. Sehingga semua parpol intinya selalu diupayakan mendukung yang menang, salah satu indikator ya hasil survei. Itulah sebabnya kenapa semua parpol cenderung mengarah ke kita,” terang Khairul.
Khairul juga mengatakan, proses awal penjaringan untuk bakal calon kepala daerah di beberapa parpol sudah berjalan dengan baik. Beberapa figur bakal calon juga bermunculan dan mengisi konstelasi politik pilkada Tarakan.
“Itu semua proses seperti itu, murni alamiah saya kira bergabung (parpol). Tidak ada upaya berlebihan, intervensi, apalagi bilang uang besar, saya kira tidak ada menjenggal,” imbuhnya.
Khairul menambahkan, sejak awal hanya menargetkan cukup kursi untuk maju di Pilwali Tarakan. Hanya saja, di detik-detik akhir banyak partai yang mendukungnya. “Kalau teman-teman kepengen mendukung masa saya bilang gak mau. Kan semakin banyak teman semakin bagus dalam perjuangan,” tuturnya.
Dirinya pun optimistis menang melawan kotak kosong. Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat berdasarkan hasil survei melawan dua paslon, Khairul mengklaim kemenangan di atas 60 persen. Kata Khairul, semakin paslon berkurang maka semakin tinggi hasil surveinya.
“Kita belum bikin simulasi melawan kotak kosong. Dua pasang saja survei terakhir dari beberapa lembaga survei 60 persen,” ungkapnya.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam