spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Urai Antrean, Pelabuhan SDF Bakal Tambah Loket Pembayaran Karcis Motor

TARAKAN – UPTD Pelabuhan Tengkayu I SDF Tarakan bakal menambah satu loket pembayaran karcis sepeda motor. Hal ini dilakukan guna mengurai antrean yang sering terjadi di lokasi tersebut.

Kepala UPTD Pelabuhan Tengkayu I SDF Tarakan, Muhammad Roswan mengaku, menerima sejumlah keluhan dari masyarakat terkait antrean. Keluhan disampaikan masyarakat sejak pertama kali perda penarikan karcis menggunakan sistem barcode diberlakukan pada 13 Mei 2024 lalu.

Kendati demikian, Roswan menyebut antrean itu hanya terjadi pada jam-jam tertentu, yakni pada pukul 10 hingga 12 siang.

Loket baru itu ditargetkan dapat beroperasi sebelum libur tahun baru. Kata dia, harga loket tersebut mencapai puluhan juta sehingga pihaknya harus memohon ke pusat untuk meminta bantuan dana.

“Mudah-mudahan di anggaran perubahan ada dananya untuk mengurangi kemacetan. Ini khusus pintu keluar aja karena kalau masuknya tidak ada masalah,” katanya di Tarakan, Kamis (27/6/2024).

Selain itu, upaya jangka pendek yang dilakukan UPTD Pelabuhan Tengkayu adalah, meminta petugas loket untuk lebih cepat melakukan penarikan pembayaran agar tidak terjadi penumpukan kendaraan.

Berdasarkan data yang dimilikinya, terdapat sekitar 1000 kendaraan roda dua keluar masuk Pelabuhan Tengkayu 1 SDF Tarakan.

Dia pun menghimbau kepada masyarakat, untuk mengambil dan menjaga karcis parkir miliknya. Sebab apabila hilang, para petugas membutuhkan waktu tambahan untuk memproses pembayaran denda.

“Masyarakat ambil lah karcisnya, dijaga dan jangan sampai hilang, karena itu ada dendanya. Karena kalau hilang butuh proses lagi. Proses itu butuh waktu orang bayar dan ganti rugi. Kendaraan di belakang pasti menunggu lagi,” tegasnya.

Menurutnya, antrean yang selama ini terjadi disebabkan karena berlakunya sistem scan barcode saat penarikan uang parkir, sehingga memakan waktu.

“Setelah diterapkan Perda Retribusi Nomor 1 Tahun 2024 diberlakukan sistem progresif, artinya satu jam pertama Rp 3 ribu dua jam berikutnya jadi Rp 4 ribu, sehingga untuk scan butuh waktu penarikannya dan motor tidak langsung keluar,” ucapnya.

“Kalau dulu harganya sama aja. Kalau sekarang lewat berapa jam ada perubahan harga, sehingga penerapan scan ini butuh waktu,” pungkasnya.

Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER