TANJUNG SELOR – Harga jual sapi dan kambing kurban menjelang Hari Raya Iduladha di Kabupaten Bulungan cukup bervariasi.
Namun, pematokan harga tersebut tidak ada intervensi dari pemerintah, karena itu merupakan kewenangan mutlak sepenuhnya oleh para peternak.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Bulungan, Maritje Joana saat diwawancarai oleh wartawan mengatakan, harga jual hewan jenis sapi di Kabupaten Bulungan bisa mencapai Rp 25-30 juta, bahkan bisa melebihi tergantung dari bobot dan jenis sapinya.
“Untuk harga jual sapi itu, tergantung dari para peternak itu ya,” ucap dia, kepada wartawan, saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.
Bahkan, lanjutnya untuk jenis sapi dengan bobot ukuran besar harganya bisa mencapai Rp 25-30 juta.
“Kalau tidak salah, dengan bobot sapi besar itu dijual seharga Rp 25 juta. Sementara yang kategori murah itu dikisaran harga Rp 15 juta,” ujarnya.
Bahkan, harga jual sapi di Kabupaten Bulungan pernah mencapai Rp 30 juta tergantung dari bobot dan jenis sapinya.
“Kalau sudah sapi unggul itu, bisa dijual di angka Rp 25-30 juta,” tukasnya.
Jadi itu tergantung dengan bobot dan usia sapi. Selain harga daging sapi, ternak kambing juga menjadi pilihan bagi masyarakat yang hendak merayakan Hari Raya Iduladha.
Harga jual daging kambing sendiri bervariasi, tapi di lapangan justru harganya tergolong masih mahal. Bahkan, jenis kambing biasa dijual seharga Rp 4 juta per ekor.
“Kalau untuk kambing itu, biasanya peternak menjual dengan harga Rp 3-4 juta satu ekor,” tuturnya.
Dengan harga segitu, sampel di lapangan peternak juga alami kesulitan dalam menjual. Karena kalau dilihat, harga tersebut masih tergolong mahal. Tentunya, para peternak melihat pangsa pasar di Kabupaten Bulungan, sehingga harga jual yang ditetapkan sifatnya pukul rata.
Beberapa faktor mempengaruhi harga jual kambing, disebabkan dari sisi pakan ternak. Padahal, kalau dilihat secara detail dari sisi analisis usaha mestinya peternak menjualnya di bawah harga tersebut.
“Jadi, harga jual Kambing antar kecamatan di Bulungan bisa berbeda-beda,” tutupnya.(tin)
Editor: Yusva Alam