spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

98 Persen Kebutuhan Beras di Tarakan Masih Bergantung pada Jawa dan Sulawesi

TARAKAN – 98 persen kebutuhan beras di Tarakan masih bergantung kepada wilayah Jawa dan Sulawesi. Demikian disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tarakan, Elang Buana, saat ditemui di Tarakan, Selasa (10/10/2023).

“Sekitar 98 persen kebutuhan beras masih bergantung pada Jawa dan Sulawesi. Produksi beras di Tarakan masih sangat sedikit hanya cukup untuk 5 hari,” kata Elang.

Elang menuturkan, jika Tarakan ingin swasembada beras maka diperlukan 3500 hektar dengan lima kali panen dalam dua tahun. Dia menyebut di Tarakan memiliki ribuan hektar, hanya saja belum dimanfaatkan untuk pertanian beras karena minimnya peminat.

Dikatakannya, Tarakan memiliki cukup air yang dibutuhkan untuk dapat meningkatkan produksi pertanian. Hanya saja para petani lebih memilih komoditas lain untuk ditanam.

“Para petani lebih banyak memilih komiditas mana yang lebih untung. Jadi lebih memilih petani sayur dibandingkan dengan petani tanaman pangan. Lebih banyak keuntungan petani sayur sehingga banyak petani memilih itu,” ucapnya.

Alasan lainnya mengapa petani di Tarakan lebih memilih menanam komoditas sayuran ketimbang beras, lanjut Elang, karena masa panen yang lebih cepat sehingga perputaran keuangan bisa lebih cepat.  Selain itu, produksi beras membutuhkan proses yang lebih panjang.

“Penanganan panen sayuran lebih mudah. Kalau padi mungkin harus dijemur dirontokkan. Proses olahannya dan pasca panennya sedikit ribet,” ungkap  Elang.

Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tarakan, Husna Ersant Dirgantara mengatakan untuk Kota Tarakan, kebutuhan beras masih sangat bergantung pada Sulawesi dan Jawa. Dia menyebut salah satu alasan mengapa Tarakan masih sangat bergantung pada Sulawesi dan Jawa, karena Tarakan merupakan wilayah kepulauan sehingga luasan lahan sawah masih sangat kecil.

“Luasan lahan sawah yang sangat kecil cuman 12,4  hektar. Jadi hampir 99 persen didatangkan dari luar. Luasan lahan kita memang kecil. Untuk tanah cocok aja tapi dari segi luasan emang kecil,”ungkapnya. (apc/and)

Reporter: Ade Prasetia
Editor: Andhika

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER