spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Antisipasi DBD, Proses Foging Dilakukan Secara Selektif

TANJUNG SELOR – Masyarakat Bulungan diminta perhatikan aspek kebersihan lingkungan. Sehingga, bisa terbebas dari beragam ancaman penyakit, salah satunya jenis penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Penularan jenis penyakit ini, bisa melalui jentik, nyamuk terutama pada lingkungan yang lembab dan kotor. Sebagai bentuk antisipasi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulungan optimalkan pemberantasan jentik dan nyamuk melalui proses fogging.

Fogging dilakukan, pada beberapa titik yang padat penduduk. Termasuk pada areal yang rawan berkembang nyamuk karena kurang mempertahatikan kebersihan lingkungan. Proses foging biasanya dilakukan atas permintaan warga atau inisiatif pemerintah.

Beberapa titik ruas jalan dilakukan foging, seperti Jalan Salak, Jalan Semangka, Jalan Jeruk dan beberapa titik yang lain. Hanya saja, untuk penyakit jenis itu masih bisa terkendali di Kabupaten Bulungan.

“DBD masih terkendali, tidak ada peningkatan kasus yg signifikan, pada September DBD ditemukan 1 di kecamatan Tanjung Palas Utara, 1 kasus di Tanjung Selor, 3 kasus di Peso Hilir, 1 kecamatan Tanjung Palas,” ucap Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan, Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Bulungan, Rustam, Selasa (3/10/2023).

Sejauh ini, kata dia proses foging jarang digunakan. Kecuali ada kasus penularan setempat dilokasi yang sama, dan berdasarkan hasil survey jentik dinyatakan positif daerah tersebut terdapat jentik aedes.

“Kita selektif melaksanakan fogging, selain untuk mengurangi bahaya terhirup asap fogging, juga untuk menghindari resistensi nyamuk terhadap racun fogging,” tuturnya.

Proses fogging dilakukan dengan sosialisasi terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan Bulungan. Hal itu dilakukan, untuk memastikan kesehatan masyarakat aman dari beragam jenis penyakit.

Upaya itu dirasa sebagai langkah antisipasi terhadap penyebaran penyakit demam berdarah. Salah satu warga jalan Salak, Kristina menyampaikan proses fogging mestinya rutin dilakukan. Apalagi pada saat musim hujan yang tidak menentu.

“Selain itu, kami berharap drainase jalan itu diperlebar dan diperdalam. Sehingga, saluran airnya berjalan tidak tersendat, karena genangan air itu berpotensi dijadikan sebagai sarang nyamuk untuk bertelur,” katanya.

Sementara, seorang petugas foging yang namanya enggan disebutkan, berujar, beberapa kendala yang ditemukan saat dilakukan proses fogging. Pertama, masyarakat belum begitu sadar atas pentingnya proses fogging dilingkungan mereka. Sehingga, kadang kalau dilakukan fogging beberapa warga menolak, karena takut asap.

“Tapi, begitu dijelaskan mereka akhirnya sadar. Artinya, hanya perlu komunikasi saja, sehingga tidak menimbulkan mis komunikasi,” tutupnya. (tin/and)

16.4k Pengikut
Mengikuti

BERITA POPULER